Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Sufyan Abd
Dosen

Dosen Digital Public Relations Telkom University, Lulusan Doktoral Agama dan Media UIN SGD Bandung. Aktivis sosial di IPHI Jabar, Pemuda ICMI Jabar, MUI Kota Bandung, Yayasan Roda Amal & Komunitas Kibar'99 Smansa Cianjur. Penulis dan editor lebih dari 10 buku, terutama profil & knowledge management dari instansi. Selain itu, konsultan public relations spesialis pemerintahan dan PR Writing. Bisa dihubungi di sufyandigitalpr@gmail.com

KKN Desa Penari dalam Telaah Humas, Sosiologi, dan Religi

Kompas.com - 10/06/2022, 10:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEKALIPUN tertunda dua tahun, dan begitu tayang, film KKN di Desa Penari langsung memecahkan rekor film Indonesia terbanyak ditonton sepanjang masa. Bahkan, rekor 9 juta audiens dicetak dalam waktu satu bulan-an!

Sedikitnya ada tiga pendekatan atas fenomena ini. Pertama, sebagai salah satu bentuk komunikasi massa, film nasional yang popular bisa mereprentasikan situasi umum masyarakat Indonesia.

Apa yang digemari itu karena dibutuhkan, sebab mewakili.

Dalam konteks film besutan Awi Suryadi, yang banyak tergambarkan adalah situasi umum masyarakat Indonesia --yang jika merujuk Pidato “Manusia Indonesia”-nya Mochtar Lubis di Taman Ismail Marzuki 6 April 1977-- yang percaya takhayul.

Sejak pertama dilantangkan wartawan senior tahun 1970 hingga era 5G sekarang, penulis menilai unsur takhayul adalah sesuatu yang tetap mudah ditemukan, baik secara fiksional (dalam film dan medium komunikasi lainnya) maupun secara riil di lapangan.

Kisah Bima naksir Widya dan lalu menyimpan foto sang pujaan di bawah nyiru sesajen pada film tersebut, sebenarnya memiliki muatan tak jauh beda dengan praktik dukun asmara pada sebagian budaya kontemporer negeri ini.

Bahkan, jika itu terasa ecek-ecek, percaya takhayul pula kiranya yang membuat momen kenegaraan semacam pelantikan para pejabat dilakukan hanya hari tertentu.

Anggapan hari baik, dan atau relevansi hari weton (kelahiran), tetap masih subur dipraktikkan sekalipun oleh pejabat negara yang selain minimal berpendidikan sarjana, juga punya kuasa mengubah keadaan negara hanya dengan tanda tangannya.

Masyarakat percaya takhayul pula yang membuat nama dan sosok pawang hujan, yang lagi-lagi berbekal sesajen dan kemenyan, melambung dari helatan GP Mandalika beberapa waktu lalu.

Sematan berlebihan, yakni S3 Marketing untuk makin mempopulerkan Indonesia sampai diberikan, belum dengan panggung dari pelbagai media massa dan media sosial terkemuka.

Efeknya kemudian sang pawang terjerumus dalam kepongahan menduakan kekuasan Sang Maha Kuasa dengan menyebut diri sebagai pemegang “remote” air hujan.

Bukannya lalu tersadarkan, psikologi sosial percaya takhayul ini pula yang membuat sang pawang jadi mati nuraninya manakala kembali mengambil peran Allah SWT dengan menyebut anak Gubernur Jawa Barat, Emmiril Khan, sudah meninggal dan jasadnya segera ditemukan.

Sekalipun terbukti ngawur dan ramalannya meleset jauh, tidak ada jaminan polah kleniknya akan berhenti ke depannya.

Sebab, sekali lagi, kultur umum masyarakat Indonesia masih percaya dan otomatis memberi ruang-ruang takhayul.

Kedua, dari sisi public relations, film kian menemukan peran dan momentumnya sebagai salah satu sarana kehumasan yang tak sekadar menyajikan level realitas dan representasinya, namun juga level ideologinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com