"Demokrasi itu pesta lima tahunan yang seharusnya kita ikuti dengan riang gembira dan hari ini saya dari PKB dengan Habib (Aboe Bakar Al Habsyi) itu kira-kira membawa kabar gembira bahwa pilpres tidak akan ada gontok-gontokan," ujar Jazilul.
Ia melanjutkan, koalisi yang sedang dijajaki ini membuktikan bahwa PKB dan PKS bisa mencapai titik temu.
Menurut Jazilul, selama ini masyarakat kerap memandang PKB dan PKS tidak dapat bertemu.
Jazilul mengakui, PKB pun harus memberi penjelasan kepada konstituen mengenai koalisi yang dibangun PKB bersama PKS.
Baca juga: Mengapa Partai Politik Ramai-ramai Membentuk Koalisi Jelang Pemilu Presiden?
Sebab, menurut dia, masih ada anggapan bahwa PKB dan PKS memiliki perbedaan akidah.
"Ini kan juga harus disampaikan kepada publik, bahwa ini urusannya bukan akidah, tapi urusannya bagaimana politik ini memberikan kesejahteraan," ujar dia.
Siapa Capresnya?
Dengan dijajakinya koalisi ini, Jazilul mengakui bahwa PKB tidak lagi mematok target bahwa Ketua Umum Muhaimin Iskandar harus menjadi calon presiden.
Meski hal itu menjadi amanat Muktamar PKB, Jazilul mengatakan, keputusan mengenai calon presiden yang akan diusung mesti didasari oleh kesepakatan bersama partai koalisi.
"Kalau tidak bergerak sendiri tentu bersama-sama ya mendialogkan. Apakah Gus Muhaimin harga mati buat PKB, harga mati, tapi kalau ada teman yang koalisi tentu bukan harga mati lagi tapi kompromi," kata Jazilul.
Kendati demikian, Jazilul menegaskan bahwa kader-kader PKB tetap diperintahkan untuk memperjuangkan Muhaimin sebagai calon presiden.
Baca juga: Cak Imin Ungkap Syarat PKB Gabung KIB: Capresnya Saya
Sementara, persoalan sosok yang akan diusung oleh koalisi yang diikuti PKB merupakan kewenangan pengurus pusat PKB.
"Kalau di internal PKB kita ngotot, tapi kalau bersama partai lain kita welcome untuk bertukar pikiran mencari yang terbaik, buat PKB yang terbaik ya Gus Muhaimin," kata dia.
Aboe juga menekankan bahwa koalisi yang dijajakinya terbuka bagi siapapun yang hendak maju, termasuk apabila PKB mengajukan Muhaimin sebagai calon presiden.
Namun, ia mengingatkan, penentuan nama calon presiden merupakan keputusan bersama koalisi dengan mempertimbangkan rekam jejak dan elektabilitas tokoh yang akan diusung.
"Kalau Cak Imin cocok, PKS ready dan siap, enggak masalah, tapi kami baru berdua nanti datang satu lagi, welcome, saya yakin Demokrat atau partai yang lain kami dengan PKB mengundang dengan pintu terbuka," kata Aboe.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.