Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Ungkap Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok, di antaranya Telur Ayam Ras dan Cabai

Kompas.com - 07/06/2022, 18:43 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan bahwa harga sejumlah kebutuhan pokok naik.

Kebutuhan pokok yang naik harganya di antaranya telur ayam ras, bawang merah, kedelai, dan cabai.

"Kemendag mencermati kenaikan beberapa jenis barang kebutuhan pokok, seperti telur ayam ras mengalami kenaikan 3,58 persen menjadi Rp 28.900 per kilonya," kata Lutfi dalam rapat di Komisi VI DPR, Selasa (7/6/2022).

Baca juga: Survei Litbang Kompas: 66,3 Persen Responden Anggap Pemerintah Tak Mampu Kendalikan Harga Bahan Pokok

Lutfi mengatakan, harga bawang merah juga naik 3,54 persen menjadi Rp 42.500 per kilogram.

Sementara itu, harga kedelai dan cabai merah keriting juga mengalami kenaikan.

Harga keduanya naik hingga 26,33 persen menjadi Rp 52.300 per kilogram.

"Cabai merah besar naik 24,82 persen di level Rp 53.300 per kilo dan cabai rawit naik 38,66 persen menjadi Rp 66.000 per kilo," ucap Lutfi.

Di lain pihak, beberapa bahan kebutuhan pokok ada yang terpantau stabil dan turun harganya.

Bahan pokok tersebut di antaranya beras yang terpantau stabil berada di kisaran Rp 10.500 per kilogram untuk beras medium.

"Dan Rp 12.500 per kilogramnya untuk beras premium," kata Lutfi.

Baca juga: Harga Kebutuhan Pokok Melambung, Kenaikan Tarif KRL Dikaji Ulang

Lalu, harga daging sapi dikatakan terus menurun. Saat ini, harga daging sapi di kisaran Rp 135.000 per kilogram dari harga tertinggi Rp 149.500 per kilogram saat momen Lebaran.

Diikuti harga daging ayam yang turun 9,88 persen menjadi Rp 37.400 dari Rp 41.500 per kilogram.

"Bawang putih turun 3,89 persen menjadi Rp 32.100 per kilogram. Gula pasir stabil di harga rata-rata Rp 14.700 per kilo. Sementara tepung terigu naik tipis satu persen menjadi Rp 11.600 per kilo," kata politisi PKB itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com