Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Koalisi untuk Rakyat? Mbelgedes!

Kompas.com - 07/06/2022, 12:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ini tahun politik.
Beras mahal, BBM naik, kerjaan susah. Pengangguran membludak.
Upah naik semata kaki. Tak cukup untuk makan anak isteri.
Dan korupsi tersebar di mana-mana.
Ini tahun politik.
Banjir datang menyapu impian. Sinabung, Kelud, menggelegar, rumah dan sawah hilang.
Pemerkosaan mencabik tubuh perempuan, mengoyak rasa aman kapan saja.
Tak boleh sakit berat karena tanggungan rumah sakit hanya kelas 3 dengan biaya 25 ribu per bulan, itu pun susah payah disanggupi. Sementara regulasi diperjualbelikan dimana-mana.
Ini tahun politik.
Menanti presiden yang dari partai itu-itu juga.
Caleg-caleg sibuk kampanye atas nama kemanusiaan.
Tahun pencitraan. Tahun berebut kursi empuk wakil-wakil kepentingan penguasa. Rakyat dibiarkan bodoh dan miskin, sekarat dimana-mana.
Ini tahun politik.
Terjerembab oleh pilihan-pilihan buta.
Adakah… adakah yang berkebalikan dari itu semua.
Adakah yang mampu membangkitkan rasa lelah penindasan atas jiwa raga yang murka.
Adakah yang mampu satukan kembali puing-puing asa kemerdekaan.
Merdeka selamanya atau tertindas selamanya.
Ini tahun politik.
Pemilu tak kunanti.
PILU

Walau puisi ini ditulis Roliyah dengan judul “2014: Sebuah Puisi untuk Pemilu” tetapi begitu kontekstual dengan kondisi sekarang ini.

Artinya para seniman masih bernas melihat fenomena yang akan datang, walau kenyataannya memang saling berkelindan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya.

Kondisi tahun politik 2024 seperti halnya 2014 silam, akrobat para elite partai demikian “itu-itu saja” selain memperebutkan tulang dan bangkai kekuasaan.

Para elite partai begitu “njelehi” saling sikut sana-sini merebut simpati rakyat. Mereka tidak saja bertarung dengan kontestan lain dari partai yang berbeda, tetapi juga bergelut dengan kader sendiri di partai yang sama.

Dalam bahasa Jawa, njelehi mengandung makna membosankan atau menjijikkan. Antara Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilihan Kepala daerah (Pilkada) atau Pemilihan Legeslatif (Pileg)) dengan alat kontrasepsi Pil Keluarga Berencana (Pil KB) begitu kontras dampaknya.

Jika di Pilpres, Pilkada atau Pileg, para pemilih “dilupakan” setelah calonnya “jadi”, maka di Pil KB jika minumnya “dilupakan” akan “jadi” hasilnya setelah pasangan melakukan hubungan suami istri.

Di setiap tahun politik, kesibukan meningkat seiring besarnya mimpi dan harapan para elite untuk menggamit kekuasaan.

Kekuasaan begitu legit, sementara yang kalah terasa pahit. Menang berarti berkuasa, sementara yang kalah harus puasa.

Jelang perhelatan akbar pemilu serentak 2024, partai-partai politik “bersiap” laksana perempuan yang sedang hamil tua.

Sewaktu-waktu bisa melahirkan karena sudah diberi sinyal ketuban pecah. Para ketua umumnya sibuk mematut diri, mulai rajin menyapa dan menebar pesona sesaat.

Semua hal yang muncul dalam diskursus publik, disambut celoteh para elite partai. Seolah merekalah “penentu” kehidupan rakyat.

Jelang pesta demokrasi, rakyat adalah “komoditi” yang paling seksi untuk diambil hatinya. Kalau perlu, demi rakyat mereka siap berkalang tanah.

Mengapa rakyat harus diambil hatinya? Karena merekalah pemilik suara, penggenggam kunci kemenangan di pemilihan umum (pemilu) agar elite-elite partai bisa “berpesta pora” mengatasnamakan pejuang aspirasi rakyat.

Jamak kita saksikan, saat pemilu suara rakyat diperebutkan banyak partai. Bahkan calon anggota legeslatif (caleg) dari partai rela membangunkan jalan, membuat jembatan, memasang tiang listrik dan menyalurkan sembilan bahan kebutuhan pokok (sembako).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com