JAKARTA, KOMPAS.com - Centre for Strategic and International Studies menempatkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada posisi teratas sebagai calon pemimpin Jakarta ke depan pasca-pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
Dalam survei CSIS, Ridwan Kamil mendapatkan skor 7,11 dari skala 1-10.
“Kalau kita lihat berdasarkan secara umum dari 11 variabel yang diuji, nilai rata-rata tertinggi dari skala 1 sampai 10, nilainya oleh Pak Ridwan Kamil, skornya 7,11, disusul Erick Thohir 6,99, Tri Rismaharini 6,78,” kata Peneliti CSIS Arya Fernandes dalam konferensi pers virtual, Senin (6/6/2022).
Baca juga: Saat Ridwan Kamil Ajak Arka Main di Taman Gedung Sate...
Adapun laporan hasil survei tersebut berjudul: “Pemindahan Ibu Kota Negara: Prospek Kepemimpinan Jakarta dan Implikasi Sosial, Politik, dan Ekonomo ke Depan”.
Dari temuan mengenai prospek tokoh sebagai pemimpin Jakarta ke depan, setidaknya terdapat 11 variabel komptensi.
Variabel itu yakni kepemimpinan di saat krisis, membuat perubahan, membuat kebijakan yang inovatif, memutuskan kebijakan dengan cepat, berkolaborasi dengan dunia usaha, dan berkolaborasi di tingkat global.
Selanjutnya, menggerakan birokrasi, mengelola anggaran yang tepat sasaran, perencanaan dan eksekusi kebijakan, retorika dan persuasi publik, dan membuat kebijakan populis.
Adapun nilai rata-rata tokoh dari variabel tersebut sebagai berikut:
1. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil: 7,11
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Publik Nilai Buzzer Provokatif Harus Ditindak Tegas
2. Menteri BUMN Erick Thohir: 6,99
3. Menteri Sosial Tri Rismaharini: 6,78
4. Menparekraf Sandiaga Uno: 6,76
5. Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak: 6,20
6. Wali Kota Semarang Hendrar Priadi: 5,92
7. Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka: 5,87
8. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria: 5,57
9. Anggota DPR RI Nusron Wahid: 5,45
10. Anggota DPR RI Ahmad Sahroni: 5,06
Baca juga: Ridwan Kamil Desain Masjid Kubah Timah, DMI Pangkalpinang Shalat Gaib untuk Eril
Dari survei tersebut, CSIS juga menemukan bahwa di tengah tantangan kepemimpinan dan tata kelola Jakarta ke depan, terutama pasca-pemindahan IKN, dibutuhkan kepemimpinan teknokratis.
“Dan berpengalaman dalam memimpin, kemampuan dalam perencanaan dan eksekusi kebijakan,” kata dia.
Adapun sampel penelitian ini yakni kelompok ahli yang dipandang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam memprediksi dan menganalisa isu sosial, politik, dan ekonomi.
Kategori sampelnya yakni peneliti, dosen, profesional, anggota DPR/DPRD hingga birokrat.
Survei ini dilakukan pada 29 Maret-12 April 2022 dengan cara wawancara tatap muka dan virtual.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.