Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompasianer Yon Bayu

Blogger Kompasiana bernama Yon Bayu adalah seorang yang berprofesi sebagai Penulis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

E-Voting Sulit Diterapkan di Pilpres 2024

Kompas.com - 05/06/2022, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

GAGASAN untuk mengubah metode pemungutan suara ke sistem internet voting (e-voting) sudah lama digaungkan seiring kemajuan teknologi informasi dan kian meratanya jaringan internetnya di tanah air.

Bukan hanya dari kalangan akademisi, Menteri Komunikasi dan Informasi Johnny G Plate termasuk yang getol mendukung penggunaan e-voting. Menurut dia, lebih legitimate dalam semua tahapan.

Dalam rapat kerja dengan DPR, Mendagri Tito Karnavian mengemukakan penggunaan e-voting sudah digunakan oleh 155 desa saat gelaran Pilkades 2021.

Namun demikian, Tito meragukan motode serupa dapat berjalan dengan baik untuk tingkat nasional.

Terbaru Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais mengusulkan sistem e-voting berbasis blockchain sebagai langkah awal perbaikan pemilu, (Kompas, 2 Juni 2022).

Terlebih sejak 2010, Filipina juga sudah menerapkan sistem e-voting dan terbukti sukses mendongkrak partisipasi pemilih dan hasil dipercaya masyarakat. Bahkan Estonia sudah melakukan sejak 2005.

Tentu kita juga tidak menafikan adanya negara, seperti Belanda, yang semula sudah menggunakan e-voting, namun kembali ke cara konvensional setelah mendapat banyak protes.

Sebagai informasi, blockchain adalah sekumpulan data terdistribusi yang dapat diakses secara publik dan sulit diubah karena tersimpan dalam blok-blok yang saling terhubung.

Perubahan yang terjadi pada satu blok akan menyebabkan perubahan di blok lain. Hal ini dianggap dapat meminimalisir terjadinya kecurangan.

Kita sepakat untuk mengadopsi kemajuan teknologi dalam segala bidang termasuk pemilu. Penggunaan sistem e-voting juga seiring dengan semangat menuju dunia tanpa kertas (paperless) yang telah dilakukan di bidang lain.

Namun demikian, sistem e-voting, termasuk yang berbasis blockchain, sepertinya belum bisa diterapkan pada Pemilu 2024. Terdapat banyak kendala mengingat waktunya juga sudah mepet.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) kemungkinan akan kesulitan melakukan pengadaan mesin e-voting yang kemudian harus didistribusikan ke daerah-daerah, sekaligus melatih operatornya.

Kendala klasik lainnya terkait masalah infrastruktur internet. Belum semua daerah memiliki jaringan internet yang memadai.

Kita yakin pemilih akan mudah beradaptasi karena sudah dicoba pada Pilkades 2021 dan terbukti tidak ada kendala dari sisi pemilih.

Tetapi bagaimana dengan keamanan? Beberapa kali kita menyaksikan website lembaga-lembaga pemerintah sukses dijebol hacker.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com