KOMPAS.com – Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) I Nyoman Radiarta mengatakan, membangun maritim cerdas harus melalui ekosistem pendidikan yang mendukung dalam pelaksanaan riset dan perekayasaan teknologi.
Terkait ekosistem pendidikan I Nyoman Radiarta membandingkannya dengan ekosistem pendidikan di Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP)
“Ekosistem di Politeknik KP dihasilkan dari pendidik dengan kuantitas dan kualitas yang baik, kurikulum yang memperbanyak untuk adanya kesempatan praktik, serta sarana dan prasarana pendukung untuk riset dan perekayasaan teknologi,” jelas Nyoman dalam keterangan persnya, Kamis (2/6/2022).
Hal itu dikatakan oleh Nyomaan saat menjadi narasumber pada Webinar Goesmart 2022 dengan tema “Goes to Smartization: Recover Together, Recover Stronger” yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung melalui Smart City and Community Innovation Center ITB, Selasa (31/5/2022).
Baca juga: Kinerja BRSDM Periode 2021 Lampaui Target, Kementerian KP Akselerasikan Program Riset dan SDM 2022
Menurut Nyoman, Menteri Trenggono telah meluncurkan tiga program terobosan untuk Kementerian KP sebagai implementasi blue economy.
“Kebijakan ini merupakan era baru perikanan Indonesia yang lebih maju, menyejahterakan, dan berkelanjutan," ujar dia.
Menteri Trenggono, kata dia, juga berpesan bahwa dalam membangun dan mengembangkan sektor KP dibutuhkan generasi muda yang mumpuni dan melek teknologi.
"Dalam menyukseskan program tersebut BRSDM memiliki tugas untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM),” ucap Nyoman.
I Nyoman Radiarta menyatakan, dalam mewujudkan individu KP yang dinamis, produktif, dan bertalenta global terdapat empat komponen penting. Kompenen pertama adalah pendidikan yang berbasis pada vokasi.
“(Pendidikan berbasis vokasi) diharapkan dapat menciptakan SDM berkompeten yang nantinya bisa terserap di dunia usaha dan industri (DuDi) dan calon pelaku usaha,” ucap Nyoman.
Kompenen kedua adalah penyuluhan. DIharapkan melalui penyuluhan dapat mewujudkan ekstensi berbasis digital dalam menumbuhkan kelembagaan ekonomi masyarakat atau korporasi KP.
“(Dalam penyuluhan) kelompok masyarakat akan disuluh, ditumbuhkan dan ditingkatkan kelas lembaga kelompoknya,” kata Nyoman.
Baca juga: Tingkatkan Kompetensi SDM, Kementerian KP Gelar Pelatihan Budi Daya hingga Olahan Ikan di NTT
Kompenen ketiga adalah pelatihan. Dengan berbasis pada pengetahuan, keterampilan dan manajerial, pelatihan diharapkan dapat menjadi wadah untuk menghasilkan SDM KP yang kompeten sehingga terserap di DuDi dan calon pelaku usaha.
Kompenen terakhir melalui inkubasi bisnis melalui start up KP maupun Smart Fisheries Village. Lewat inkubasi bisnis diharapam bisa menciptakan pelaku usaha yang inovatif dan mandiri.