Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disindir Politisi PDI-P, Peluang Ganjar Diusung Megawati sebagai Capres Dinilai Makin Tipis

Kompas.com - 02/06/2022, 19:02 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, sentilan Politisi PDI-P Trimedya Panjaitan terhadap Ganjar Pranowo memperjelas adanya faksi di internal partai banteng.

Sentilan serupa bukan kali ini saja dilontarkan jajaran PDI-P untuk Ganjar. Jika hal yang sama terus terjadi, peluang Gubernur Jawa Tengah itu untuk diusung partainya sebagai calon presiden dinilai semakin kecil.

"Jika kondisi ini berlanjut, semakin kecil peluang bagi Ganjar untuk mendapatkan restu politik Megawati (Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri)," kata Umam kepada Kompas.com, Kamis (2/6/2022).

"Ibaratnya, jika menyatu dengan kader di internal partainya saja terkendala, bagaimana bisa menyatu dengan rakyat yang sangat heterogen?" tuturnya.

Baca juga: Politisi PDI-P: Ganjar 8 Tahun Jadi Gubernur Selain Main Medsos, Apa Kinerjanya?

Menurut Umam, akar faksi PDI-P ini salah satunya dipengaruhi oleh strategi politik Ganjar yang kurang tepat. Ganjar belakangan fokus menjalankan kerja-kerja politik personalnya lewat kunjungan dan sosialisasi di luar Jawa.

Upaya tersebut memang dapat meningkatkan elektabilitas, namun, di saat bersamaan, akar dukungan politik terhadap Ganjar di internal PDI-P kian rapuh.

Oleh karenanya, alih-alih bersikukuh meningkatkan elektabilitas, Ganjar disarankan untuk fokus memperbaiki komunikasi politiknya dengan kader-kader utama di internal PDI-P.

Jika tidak, gap politik antara Ganjar dan PDI-P diprediksi akan semakin melebar.

"Sebab, jika terlalu 'merasa ganteng sendiri', hal itu akan menciptakan gap komunikasi dan menguapnya harapan dukungan dari Ketua Umum Megawati," ucap Umam.

Baca juga: Hasto Pastikan Tak Ada Keretakan antara PDI-P dan Ganjar Pranowo

Tak hanya itu, lanjut Umam, ada baiknya Presiden Joko Widodo mengerem sinyal-sinyal dukungan yang ia kirimkan untuk Ganjar. Ini semata untuk mencegah ketegangan antara Jokowi dengan Megawati.

Memang di internal PDI-P Jokowi merupakan petugas partai. Namun, posisi mantan Wali Kota Solo itu sebagai presiden 7 tahun terakhir bisa mengubah cara pandangnya dalam menempatkan diri sebagai sosok yang lebih tinggi saat bernegosiasi dengan Megawati.

Umam berpendapat, ada baiknya Jokowi tetap bersikap netral dan independen sebagaimana perangai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jelang masa akhir jabatannya di 2014.

Selain akan memberikan kesempatan yang setara dalam kontestasi pilpres, kata Umam, sikap netral presiden juga akan menyelamatkannya dari risiko kontestasi politik mendatang.

"Namun jika Presiden Jokowi sejak awal sudah berpihak, dan ternyata kalah, maka hal itu akan mengancam nasib politiknya pasca purnatugas dari jebatan presiden," ucap Dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina itu.

Sebelumnya diberitakan, politisi PDI-P Trimedya Panjaitan tiba-tiba saja menyoroti Ganjar Pranowo yang ia nilai ambisius untuk maju pada Pilpres 2024.

Trimedya mempertanyakan kinerja rekannya sesama kader PDI-P itu selama menjabat gubernur.

"Ganjar apa kinerjanya 8 tahun jadi Gubernur selain main di medsos apa kinerjanya?" kata Trimedya dalam keterangannya, Rabu (1/6/2022).

Baca juga: Projo Bakal Dukung jika Jokowi Usung Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024?

Trimedya lantas membandingkan kinerja Ganjar dengan Ketua DPP PDI-P yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani. Menurutnya, rekam jejak Puan jelas.

Puan menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI-P di DPR ketika PDI-P menjadi oposisi di pemerintahan SBY. Oleh Trimedya, Puan dinilai berhasil mengorganisir anggota saat menjadi oposisi.

Dari Parlemen, Puan melanjutkan langkahnya menjadi Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK). Saat duduk di kursi menteri, dia dinilai berhasil mengoordinasikan 7 kementerian dan memiliki kinerja yang baik.

Ketika menjadi Ketua DPR RI pun, Trimedya mengeklaim, Puan bisa memimpin di tengah kader-kader terbaik partai politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com