Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Ada Apa dengan Penyelenggaraan Angkutan Pariwisata?

Kompas.com - 31/05/2022, 08:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Prof. Ir. Leksmono Suryo Putranto, MT., Ph.D., IPM*

PENANGANAN jalan dan lalu lintas di Indonesia masih belum terintegrasi di bawah satu kementerian/lembaga.

Akibatnya di satu sisi sering terjadi tumpang tindih dalam penanganan jalan dan lalu lintas, tapi di sisi lain ada sejumlah hal yang justru luput dari penanganan serius pihak terkait.

Hal ini juga terjadi pada angkutan pariwisata. Sebagai contoh, dalam berbagai kejadian kecelakaan ditemukan bahwa kondisi bus wisata setelah terjadinya tumbukan dapat dikatakan kehilangan kekuatan struktural dari rangka utamanya.

Kecelakaan banyak mengakibatkan korban meninggal karena rangka utama tidak memberikan survival space bagi penumpang dan pengemudi yang terperangkap di dalamnya.

Kehilangan survival space bisa dihindarkan jika terhadap bus dilakukan uji tumbukan (crash test). Uji tersebut dilakukan di Indonesia maupun di negara produsen yang memiliki fasilitas uji tumbukan terakreditasi.

Selanjutnya, setiap kursi bus pariwisata perlu dilengkapi sabuk keselamatan dan airbag yang telah terbukti dapat mengurangi dampak kecelakaan bagi penumpang.

Pihak karoseri dan pemilik bus harus berkomitmen memasang sabuk keselamatan di setiap baris kursi.

Pengusaha angkutan juga harus memastikan setiap penumpangnya selalu menggunakan sabu keselamatan saat duduk di bus yang sedang melaju.

Setiap kursi hendaknya juga tertanam erat pad landasan bus. Dengan demikian, fatalitas akibat pengguna bus saling terlontar dan berbenturan sesamanya atau membentur bagian-bagian bus seperti jendela dll, dapat diminimalkan.

Kaca jendela yang tidak berteknologi tampered glass, jika ditumbuk dengan kecepatan tinggi oleh tubuh pengguna bus yang terlontar akan pecah secara tidak beraturan. Serpihan yang tajam bisa melukai hingga menyebabkan kematian.

Bus wisata wajib dilengkapi dengan semacam black box yang terpasang di pesawat udara.
Alat ini dapat memberikan informasi kerja kendaraan dan pengemudi beberapa saat sebelum kecelakaan.

Keberadaan alat ini dapat membantu proses investigasi untuk mengungkap penyebab terjadinya kecelakaan.

Guna memastikan bahwa bus wisata dikemudikan secara baik oleh pengemudi, maka untuk memperoleh SIM, calon pengemudi harus memiliki kompetensi mengemudi yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan.

Selain lolos uji kesehatan jasmani, pengemudi harus pula lulus tes psikologi dengan hasil memiliki kepribadian yang dapat menjamin keselamatan berkendaraan bagi dirinya dan pengguna jalan lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com