Inkonsistensi Indonesia nampak ketika Indonesia bersikap abstain dalam memberikan veto di Dewan Keamanan (DK) PBB terkait invasi Rusia ke Ukraina.
Meskipun memang Indonesia tidak lagi menjadi anggota tidak tetap di DK PBB, namun hal itu bukan berarti dapat dijadikan alasan Indonesia untuk tidak menyuarakan kebenaran dengan tegas di forum internasional.
Padahal, Indonesia mampu bersikap dengan jelas dalam konflik Afghanistan, Palestina dan Myanmar.
Forum G20 nantinya menjadi momentum puncak dari atensi dunia terhadap sikap apa yang akan diambil oleh masing-masing negara maju dan berkembang terhadap invasi Rusia ke Ukraina, khususnya Indonesia yang memiliki posisi sebagai Presidensi G20 tahun ini.
Hingga saat ini Indonesia tetap mengundang Rusia untuk hadir dalam forum internasional yang akan banyak membahas tentang kondisi perekonomian dunia.
Kehadiran Rusia tentu menjadi sorotan dari banyak pihak karena kecondongan dari banyak negara Barat yang mengecam tindakan Rusia.
Namun di lain sisi jika tekanan terhadap Rusia terlalu besar, maka ancaman akan penghentian ekspor minyak dunia membayangi.
Hal ini tentu menjadi dilema bagi banyak negara, juga mungkin Indonesia yang dalam lima tahun terakhir tercatat banyak peningkatan hubungan dagang dan investasi dalam berbagai sektor.
Sejatinya pemaknaan dari politik bebas aktif memang tidak dapat digeneralisasi, namun bukan berarti menjadi netral hingga terkesan timbul satu inkonsistensi adalah langkah yang bijak dalam merespons invasi.
Sudah saatnya, politik “bebas aktif” dimaknai sebagai satu strategi dari ketegasan yang terukur dalam bersikap benar tanpa adanya kekhawatiran akan intervensi atau pengaruh politik dari pihak lain.
Menimbang bahwa menjaga perdamaian dunia juga turut menjadi kepentingan nasional Indonesia, maka bersikap untuk menenangkan konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina adalah hal yang penting.
Saat ini Indonesia memiliki hubungan yang strategis dengan Rusia dari aspek ekonomi, pertahanan hingga sosial dan budaya.
Sepatutnya, hubungan tersebut dapat dijadikan instrumen diplomasi bagi Indonesia terhadap Rusia dalam menyuarakan upaya penghentian invasi militer di Ukraina melalui solusi yang tepat.
Di samping posisi tawar Indonesia yang cukup kuat saat ini karena menjadi center of gravity di ASEAN dan Presidensi dalam forum G20.
Oleh sebab itu, politik “bebas aktif” ala Indonesia harus diartikan sebagai salah satu bentuk “power” yang berarti ketegasan bersikap Indonesia pada prinsip yang dianggap benar hingga sampai pada kondisi pencapaian kepentingan nasional yang nilainya tidak tereduksi, termasuk kepentingan dalam turut menjaga perdamaian dunia yang hakikatnya menjadi bagian dari kepentingan nasional Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.