Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buya Syafii Maarif Meninggal, Megawati Beri Pengarahan Khusus bagi Keluarga Besar PDI-P dan BPIP

Kompas.com - 27/05/2022, 13:16 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri meminta seluruh keluarga besar PDI-P dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) untuk melakukan penghormatan terbaik kepada mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii Maarif yang meninggal dunia pada hari ini, Jumat (27/5/2022).

Hal ini karena Megawati menilai, Buya Syafii adalah seorang tokoh teladan bagi bangsa dan negara.

"Beliau (Megawati) meminta seluruh kader PDI Perjuangan untuk memberikan penghormatan terbaik bagi sosok yang menjadi sumber keteladanan tersebut," kata Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto dalam keterangannya, Jumat.

Baca juga: Megawati Kenang Buya Syafii Marif sebagai Sosok Saleh yang Rendah Hati

Megawati, kata Hasto, juga menginstruksikan secara khusus mantan Sekjen PDI-P sekaligus Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung sebagai koordinator penghormatan negara terhadap Buya Syafii.

Adapun penghormatan negara itu akan dilakukan pada saat pemakaman Buya.

"Ibu Megawati Soekarnoputri meminta seluruh keluarga besar BPIP dan menugaskan Mas Pramono Anung untuk melakukan koordinasi terkait protokoler penghormatan negara dalam rangka pemakaman Almarhum Buya Syafii," tutur Hasto.

Lebih lanjut, Hasto menceritakan kedekatan Megawati dengan Buya Syafii Maarif.

Baca juga: Kenangan Terakhir Jokowi Bersama Buya Syafii Maarif...

Kedekatan itu, kata Hasto, terjalin lantaran orangtua Megawati yaitu Presiden Pertama RI Soekarno dan istrinya Fatmawati juga dekat dengan Muhammadiyah.

"Ikatan emosional sebagai bagian keluarga besar Muhammadiyah, serta sama-sama mengalir darah Minang menjadikan hubungan Ibu Mega dan Buya Syafii sangat akrab dan penuh persaudaraan," ujarnya.

Selain itu, Hasto juga menceritakan bahwa antara Megawati dan Buya kerap berdiskusi secara hangat.

Baik Buya maupun Mega, lanjut Hasto, berdiskusi soal bangsa dan negara.

Baca juga: Meneladan Kesederhanaan Buya Syafii Maarif, Hobi Bersepeda dan Naik KRL

Sebelumnya, kabar duka datang dari Yogyakarta di mana Buya Syafii Maarif meninggal dunia.

Buya meninggal pada usia 86 tahun sekitar pukul 10.15, hari ini di RS PKU Muhammadiyah, Gamping, Sleman.

Sebelum meninggal, Buya Syafii dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah Gamping sejak Sabtu (14/5/2022) akibat mengalami sesak napas.

Kondisi mantan Ketum PP Muhammadiyah periode 1998-2005 itu sempat membaik dan tidak begitu sesak napas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com