Kunjungan Panglima TNI ke ormas-ormas Islam terbesar tentu sebuah kabar menggembirakan di tengah berbagai isu yang “memanaskan telinga” seperti Islamophobia, kriminalisasi ulama, keberpihakan TNI, dll.
Meski gaungan semacam itu hanya ramai di media sosial, namun jika tidak disikapi dengan baik bisa saja merembet ke mana-mana.
Bahkan andai pun tidak ada hal-hal semacam itu, kunjungan Andika tetap diperlukan sebagai bagian dari silaturahmi kebangsaan.
Namun seperti disinggung di atas, menjelang tahun politik, pergerakan tokoh nasional baik yang sedang menjabat maupun yang berada di luar Istana, menjadi menarik ketika dilihat dari sisi berbeda.
Bukankah tidak aneh jika kita memaknai kunjungan Andika juga ada kaitannya dengan kontestasi Pemilu Presiden (Pilpres) 2024? Terlebih Andika hanya akan menjabat Panglima TNI sampai 21 Desember 2022.
Upaya untuk penyetaraan masa dinas anggota TNI seperti anggota Polri, yakni 58 dan bisa diperpanjang hingga 60 tahun yang dilayangkan pensiunan TNI Euis Kurniasih dkk, ke Mahkamah Konstiusi kandas.
Artinya, tahun depan Andika sudah berbaju sipil dan memiliki hak memilih dan dipilih dalam suatu kontestasi politik.
Sulit tidak menduga Andika akan menggunakan popularitasnya untuk mencoba peruntungan di ranah sipil sebagaimana mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso dan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko yang terlibat langsung pada gelaran Pilpres 2019. Kedua jenderal ini berada di kubu berseberangan.
Sedang Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo berupaya melakukan lobi politik untuk bisa menjadi calon presiden (capres), namun gagal mendapat dukungan signifikan.
Mari kita asumsikan Andika Perkasa akhirnya juga memiliki ketertarikan menjadi capres pada gelaran Pilpres 2024.
Asumsi ini didasarkan pada fakta bahwa namanya mulai muncul di sejumlah survei.
Hasil Survei Kepemimpinan Nasional (SKN) Litbang Kompas yang dirilis 23 Februari 2022 cukup menarik ketika elektabilitas Andika di atas Ketua DPR yang juga jagoan PDI-P, Puan Maharani.
Elektabilitas mantan KASAD ini juga melampaui Menteri BUMN Erick Thohir dan Mahfud MD.
Padahal kita tahu bagaimana gerakan Puan Maharani dan Erick Thohir dalam beberapa bulan terakhir.
Puan semakin rajin melakukan kunjungan kerja ke daerah, sementara simpatisannya dengan “sukarela” memasang berbagai macam baliho.