Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadli Zon: Fahmi Idris Berani Lawan Intel Pengancam Mahasiswa, Peristiwa Tak Terlupakan

Kompas.com - 22/05/2022, 17:42 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR Fraksi Gerindra, Fadli Zon, mengungkapkan peristiwa yang tidak bisa dilupakan dari almarhum mantan Menteri Perindustrian (Menperin) Fahmi Idris di tahun 1960-an silam.

Fadli mengatakan, kala itu, Fahmi berani melawan intel yang mengancam gerakan mahasiswa.

"Salah satu peristiwa yang tidak bisa dilupakan, Pak Fahmi itu berani waktu itu melawan intelijen di tahun 60-an, yang waktu itu mengancam gerakan mahasiswa," ujar Fadli Zon saat ditemui di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu (22/5/2022).

Selain itu, Fadli menggambarkan Fahmi Idris sebagai tokoh yang sudah malang melintang di berbagai zaman dan berbagai bidang, mulai dari politik hingga ekonomi. Fahmi juga merupakan tokoh nasional asal Sumatera Barat.

Baca juga: Fahmi Idris Dimakamkan di Tanah Kusir, Satu Liang Lahat dengan Istri

Fadli mengeklaim sudah mengenal Fahmi Idris sejak lama.

"Seseorang yang berani, konsisten, istiqomah, dan pemegang prinsip lah gitu ya. Bahkan yang aktivis juga mengingatnya, tahun 60-an beliau juga tokoh penggerak muda dari angkatan 66 melawan komunisme," tuturnya.

Dia mendoakan Fahmi Idris husnul khotimah. Fadli berharap keluarga yang ditinggal Fahmi bisa tabah.

"Semangat hidupnya luar biasa, dan orangnya selama ini juga sangat mengayomi yang muda-muda. Kita kehilangan seorang tokoh nasional yang sangat bijak melihat situasi," kata Fadli.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar, yang mewakili masyarakat Minang, merasa sangat kehilangan atas kepergian Fahmi Idris.

Boy mengenang masa-masa pada awal tahun 2000, di mana dirinya pernah bertugas bersama Fahmi Idris.

"Kami melihat sosok yang sangat peduli dengan kalangan anak-anak muda. Bahkan ketika beliau pernah selesai purna bakti jadi pejabat negara, pernah juga datang ke kami waktu itu sedang bertugas di kepolisian, beliau peduli dengan berbagai persoalan di daerah yang beliau terima informasi. Kemudian beliau coba komunikasikan dengan saya," kata Boy.

Boy menilai Fahmi Idris sebagai sosok yang peduli. Dia kerap berkoordinasi untuk membantu menyelesaikan masalah.

"Kami sampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya, dan kita berdoa ke Yang Maha Kuasa agar Allah SWT memberi yang terbaik untuk almarhum. Diampuni segala dosa, juga tentu beliau keluarga yang ditinggalkan beliau diberi ketabahan," imbuhnya.

Fahmi Idris meninggal dunia pada Minggu. Kabar duka itu dibenarkan oleh Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono. Dave mengatakan, Fahmi meninggal dunia sekitar pukul 10.00 WIB di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.

Fahmi dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan siang tadi.

Fahmi Idris pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dia duduk sebagai Menperin pada 2005 hingga 2009.

Baca juga: Keluarga Ungkap Fahmi Idris Idap Kanker Darah Sejak 2014

Sebelumnya, almarhum dipercaya SBY sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 2004 hingga 2005.

Di masa Presiden BJ Habibie, Fahmi juga menjabat sebagai Menakertrans (1998-1999).

Politisi senior Partai Golkar meninggalkan seorang istri dan dua anak serta dua, empat cucu, dan dua cicit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com