Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Achmad Yurianto di Mata Keluarga: Tegas, Peduli, Tak Pernah Mengeluh Sakit

Kompas.com - 22/05/2022, 13:26 WIB
Vitorio Mantalean,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Mantan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 sekaligus Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, Achmad Yurianto, dikenal sebagai sosok yang tegas dan selalu peduli dengan orang lain.

Hal tersebut diungkapkan langsung salah seorang kakak kandung almarhum Sri Suarti.

"Dia (almarhum) enggak pernah memikirkan diri sendiri. Selalu peduli dengan orang lain," ujarnya kepada TribunJatim.com, Minggu (22/5/2022).

"Almarhum itu punya kepribadian yang tegas, kalau sudah A ya A. Karena kepribadiannya itu, almarhum menjadi panutan saudara-saudaranya," terangnya.

Perempuan yang akrab disapa Cici itu menerangkan bahwa selain kanker usus, Yurianto juga sempat mengalami stroke. Awal Maret 2022, kesehatan Yuranto sempat memburuk akibat stroke itu.

Usai dirawat, kondisi Yurianto membaik bahkan ia sudah mampu belajar berdiri sendiri dari kursi roda.

Baca juga: Cerita Awal Yurianto Jadi Jubir Covid-19: Tak Dibantu Tim untuk Sampaikan Konferensi Pers

Di saat kondisinya membaik itulah, Yurianto disebut mengungkapkan keinginannya untuk pulang ke Malang.

Yurianto yang merupakan alumnus SMA 3 Kota Malang ini sempat tinggal di kawasan Ksatrian Kota Malang.

Kemudian berpindah ke Kota Batu karena di Ksatrian adalah rumah dinas yang ditempati orangtuanya.

"Dia bilang, saat hari raya Idul Fitri mau pulang ke Malang. Katanya, sudah kangen sama ibunya dan ingin melihat makam ibunya," ungkap Cici.

Anggota TNI dari Yonkes 2/Divif 2 Kostrad bersiap melakukan upacara pemakaman jenazah almarhum Achmad Yurianto untuk dimakamkan di pemakaman umum Dadaprejo, Batu, Jawa Timur, Minggu (22/5/2022). Mantan juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 tersebut meninggal di usia 60 tahun pada Sabtu (21/5) pukul 18.58 WIB setelah berjuang melawan penyakit kanker usus. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto Anggota TNI dari Yonkes 2/Divif 2 Kostrad bersiap melakukan upacara pemakaman jenazah almarhum Achmad Yurianto untuk dimakamkan di pemakaman umum Dadaprejo, Batu, Jawa Timur, Minggu (22/5/2022). Mantan juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 tersebut meninggal di usia 60 tahun pada Sabtu (21/5) pukul 18.58 WIB setelah berjuang melawan penyakit kanker usus. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.
Namun ternyata, sebelum hari raya Idul Fitri 2022, kondisi kesehatan Yurianto kembali memburuk, membuatnya harus menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat.

"Dirawat dua minggu di sana (RSPAD Gatot Soebroto). Karena permintaannya ingin pulang ke Malang, akhirnya dipindah dan dirujuk ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang," lanjutnya.

Sementara itu, adik kandung Yurianto, Eddy Suhartono mengaku, kakaknya itu tidak pernah mengeluh sama sekali dengan penyakit kanker ususnya tersebut.

Baca juga: Kenangan Muhadjir Effendy: Achmad Yurianto Selalu Ceria, Tak Kelihatan Sedang Sakit Parah

"Kalau kanker ususnya itu sudah lama, dan parahnya baru terasa mulai April 2022 itu. Dan kakak saya itu (almarhum) tidak pernah mengeluh dan tidak pernah merasakan penyakitnya tersebut," ujar Eddy.

Sebelumnya diberitakan, Achmad Yurianto wafat pada usia 60 tahun di RSSA Malang setelah berjuang melawan kanker usus, Sabtu (21/5/2022) malam.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul "Sosok Mendiang dr Achmad Yurianto di Mata Keluarga, Pribadi yang Tegas dan Peduli dengan Orang Lain". 

(Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: irwan sy)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com