Akibatnya, Supriyanto bersama keluarga menyantap makan sahur di dalam mobil saat terjebak kemacetan.
"Kita maklumi saja karena dua tahun tidak mudik karena pandemi. Jadi masyarakat euforia semua," ujarnya.
Namun, dia meminta kepada pihak terkait untuk memperbanyak toilet di sepanjang jalan tol.
Sebab, banyak pengendara yang harus berjalan kaki untuk menuju rumah warga atau gerbang tol.
"Kebutuhan toilet karena banyak ibu-ibu, kasihan juga," kata dia.
Baca juga: H-4 Lebaran, 270.000 Pemudik Tiba di Pulau Jawa Lewat Pelabuhan Merak
Sementara itu, pemudik lainnya Hadi (40), warga Citereup Bogor, yang akan mudik ke Lampung Selatan, terjebak macet di dalam tol hingga 12 jam.
Meski terjebak macet, Hadi memaklumi dan menikmati perjalanan mudik. "Nikamati (macet) saja, kan mau silaturahmi dengan keluarga," ujar Hadi saat ditemui di GT Merak.
Hadi juga mengeluhkan kurangnya fasilitas toilet di dalam tol.
PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry mengungkapkan, antrean panjang yang terjadi di Pelabuhan Merak, Banten disebabkan banyaknya calon penumpang yang belum memiliki tiket.
"Jadi banyak penumpang yang datang ke pelabuhan tanpa tiket, belum bertiket," kata Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry, Shelvy Arifin kepada wartawan di Pelabuhan Merak, Sabtu.
Untuk itu, Shelvy mengingatkan kepada calon penumpang agar membeli tiket secara online terlebih dulu melalui aplikasi 'Ferizy' sebelum masuk Pelabuhan Merak.
"Sehingga ketika datang ke pelabuhan sudah punya tiket dan bisa masuk ke tempat tunggu," ujar dia.
Menurut Shelvy, permasalahan tersebut menyebabkan antrean panjang kendaraan di loket pemeriksaan tiket.
"Bukan ticketing-nya tapi mereka belum bertiket. Ketika mereka belum punya tiket akhirnya menghambat kendaraan di belakangnya," kata Shelvy.