Misalnya, Indonesia mendorong instrumen diplomasi yang efektif kepada negara-negara anggota G20 agar objektif mempertimbangkan karakteristik yang berbeda di berbagai negara dalam proses transisi energi.
Indonesia juga harus mendorong agar negara-negara maju mau bekerja sama secara sistematis dan berkelanjutan untuk meningkatkan teknologi penggunaan dan pemanfaatan energi primer yang efisien, bersih, dan terjangkau.
Sementara itu, dari sisi kelistrikan dan penggunaan batu bara, dibutuhkan sinkronisasi dan reorientasi target bauran energi kelistrikan di Indonesia.
Hal tersebut terkait dengan rencana bauran energi kelistrikan Indonesia pada rencana umum ketenagalistrikan nasional (RUKN) dan target dinamis bauran listrik rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL).
Pemerintah juga perlu memberi kepastian peraturan terkait energi terbarukan. Perubahan peraturan, konon, akan membuat pelaku industri energi terbarukan kesulitan membuat proyeksi jangka panjang, terutama terkait masalah harga kepemilikan dan skema penanggungan risiko keadaan luar biasa (force majeure).
Oleh karena itu, kepastian regulasi yang jelas adalah kebutuhan mendesak dalam rencana strategis jangka panjang.
Hal ini juga penting guna meyakinkan negara-negara anggota G20 lainnya untuk ikut terlibat dalam agenda ini.
Selanjutnya kesehatan PLN harus juga menjadi perhatian khusus. Kerugian dan arus kas negatif terus menerus membuat perusahaan pemasok listrik negara ini mengalami masalah dalam memenuhi kewajiban operasional. Sementara itu, tarif energi terbarukan dinilai masih tinggi.
Karena itu, pemerintah perlu mendorong tarif pembangkit listrik energi terbarukan kompetitif agar harganya lebih menarik terutama bagi pelaku investasi di sektor energi yang berasal dari negara-negara anggota G20.
Secara ideal, harga keekonomian energi terbarukan setidaknya turun di bawah harga keekonomian bahan bakar fosil.
Semoga ke depan pemerintah akan lebih sensitif terhadap energi terbarukan dan semakin konsisten dalam merealisasikannya pada tahun-tahun mendatang.
Jadi pendeknya, semua masalah dan kendala transisi energi terbarukan Indonesia tersebut semestinya tersampaikan dengan baik oleh Presiden Jokowi kepada semua anggota G20, agar kesepahaman semakin terbentuk dan peluang-peluang keterlibatan negara lain semakin terbuka lebar. Semoga saja demikian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.