Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Tunggal ASEAN: Pilar, Tujuan, dan Dampaknya

Kompas.com - 27/04/2022, 02:00 WIB
Monica Ayu Caesar Isabela

Editor

KOMPAS.com - Persatuan negara-negara Asia Tenggara atau yang dikenal dengan Association of Southeast Asian Nations atau ASEAN dibentuk dalam rangka kerja sama di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknik, pendidikan, dan kestabilan regional.

Salah satunya adalah membentuk pasar tunggal. Pasar tunggal adalah pasar bersama dalam suatu kawasan di mana aturan dan kebijakannya dibentuk bersama.

Para pemimpin ASEAN sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015. Kesepakatan ini dilakukan agar daya saing ASEAN meningkat serta bisa menyaingi Tiongkok dan India untuk menarik investasi asing. Pasar tunggal ini disebut dengan istilah Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA.

Pilar MEA sebagai Pasar Tunggal ASEAN

Empat pilar MEA sebagai pasar tunggal ASEAN adalah:

  • Pasar dan basis produksi tunggal.
  • Kawasan ekonomi berdaya saing tinggi.
  • Kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata dan berkeadilan.
  • Kawasan yang terintegrasi dengan ekonomi global.

Keempat pilar tersebut dimuat dalam dokumen cetak biru yang disepakati dalam pertemuan menteri ekonomi ASEAN ke-38 di Kuala Lumpur pada Agustus 2006.

Baca juga: Dapatkah Siswa Berpartisipasi dalam Menghadapi MEA?

Karakteristik dan Tujuan MEA sebagai Pasar Tunggal ASEAN

Pada tahun 2015, negara anggota ASEAN telah menyetujui cetak biru MEA 2025. Cetak biru MEA 2025 akan terbangun di atas cetak biru MEA 2015 yang terdiri dari lima karakteristik yang saling terkait dan saling menguatkan, yaitu:

  • Ekonomi yang terpadu dan terintegrasi penuh.
  • ASEAN yang berdaya saing, inovatif, dan dinamis.
  • Peningkatan konektivitas dan kerja sama sektoral.
  • ASEAN yang tangguh, inklusif, serta berorientasi dan berpusat pada masyarakat.
  • ASEAN yang global.

Tujuan MEA 2015 adalah:

  • Meningkatkan kesejahteraan ASEAN yang memiliki karakteristik sebagai pasar dan basis produksi tunggal
  • Kawasan ASEAN yang lebih dinamis dan berdaya saing.
  • Memiliki pembangunan yang setara.
  • Mempercepat keterpaduan ekonomi di kawasan ASEAN dan dengan kawasan di luar ASEAN.

Dengan pemberlakuan MEA, kegiatan ekonomi negara-negara asean semakin luas. Penyebab luasnya kegiatan ekonomi tersebut adalah pembangunan infrastruktur yang merata di Asia Tenggara.

MEA harus menyatukan pasar negara-negara ASEAN menjadi pasar tunggal. Perusahaan-perusahaan di wilayah ASia Tenggara pun lebih leluasa untuk melebarkan area operasinya.

Dampak MEA bagi Indonesia

Adanya MEA memberikan dampak bagi kehidupan negara-negara yang ada di ASEAN. Bagi negara yang belum siap menghadapi adanya MEA, maka salah satu dampak yang mungkin terjadi adalah meningkatnya angka pengangguran. Upaya yang bisa dilakukan oleh Indonesia untuk mencegah dampak buruk yang ditimbulkan oleh adanya MEA tersebut adalah meningkatkan pendidikan dan keterampilan penduduknya.

Baca juga: Hadapi MEA, Indonesia Butuh Banyak Technopreneur

Di samping itu, MEA juga memberikan dampak positif dan negatif lain bagi Indonesia. Berikut dampak positif dan negatif MEA:

Dampak Positif

  • Meningkatkan Investasi: MEA membuka peluang besar untuk meningkatkan investasi khususnya dari perusahaan negara lain. Jika investasi meningkat, maka perekonomian Indonesia juga akan meningkat.
  • Membuka Lapangan Pekerjaan: MEA membuka lapangan kerja baru baik di dalam maupun luar negeri sebagai dampak dari peningkatan investasi.
  • Meningkatnya Kegiatan Ekspor: MEA dapat memudahkan dan meningkatkan kegiatan ekspor di Indonesia karena jangkauan wilayah ekspor lebih luas dan biaya yang diperlukan tidak terlalu mahal.

Dampak Negatif

  • Persaingan Tenaga Kerja: Meskipun lapangan pekerjaan terbuka lebar, tetapi persaingan terjadi secara ketat karena masyarakat Indonesia tidak hanya bersaing dengan penduduk lokal.
  • Industri Lokal Bersaing dengan Produk Luar Negeri: MEA membuat industri lokal mau tidak mau harus bersaing dengan produk luar negeri. Banyaknya barang impor yang masuk mengancam posisi produk lokal, terlebih jika kualitasnya lebih baik.
  • Eksploitasi Sumber Daya Alam: MEA memungkinkan adanya eksploitasi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia oleh perusahaan asing.

 

Referensi

  • Salim, Zamroni. 2015. Kesiapan Indonesia Menuju Pasar Tunggal dan Basis Produksi ASEAN. Jakarta: LIPI Press
  • Suhardi. 2010. Serba Tahu tentang Dunia. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Anggrek
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com