JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, menyebut, elektabilitas Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menurut survei baru-baru ini cenderung turun dibandingkan dengan elektabilitasnya jelang Pemilu 2019 lalu.
Penurunan ini, kata dia, tak lepas dari keputusan Prabowo bergabung dengan koalisi pemerintahan Presiden Jokowi.
"Ada kekecewaan dari sebagian besar pemilih Prabowo Subianto di dalam pilpres lalu saat Prabowo Subianto memutuskan untuk bergabung dalam pemerintahan," kata Bawono kepada Kompas.com, Senin (25/4/2022).
Baca juga: Survei Populi Center: Prabowo Subianto Paling Populer, Disusul Sandiaga dan Anies
Oleh karena pendukung merasa kecewa, kata Bawono, kerja-kerja Prabowo sebagai menteri pertahanan tak lagi dianggap, sekalipun ia berhasil menorehkan sejumlah capaian.
Selain itu, karena Prabowo merapat pada pemerintahan Jokowi, sangat mungkin sebagian basis pemilihnya di Pilpres 2019 berpindah pilihan pada bakal calon lain.
"Konsekuensi dari hal itu juga adalah kelompok publik merasa tidak puas terhadap pemerintahan saat ini pun tidak akan lagi menjadikan Prabowo Subianto sebagai preferensi pilihan politik mereka," ucap Bawono.
Baca juga: Survei Populi Center: Elektabilitas Jokowi Paling Tinggi bila Pemilu Digelar Saat Ini
Bawono memaparkan, berdasar hasil survei Indikator Politik Indonesia sepanjang 2021 dan awal 2022, Prabowo selalu masuk dalam tiga besar bakal calon presiden dengan elektabilitas tinggi selain Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Temuan survei periode 11-21 Ferbuari 2022 menujukkan bahwa Prabowo menempati urutan pertama dari 33 nama bakal calon presiden.
Ia memperoleh 21,9 persen dukungan responden, diikuti oleh Ganjar Pranowo (19,8 persen) dan Anies Baswedan (16,4 persen). Sementara, nama-nama bakal calon lain masih mencatatkan elektabilitas satu digit.
Temuan serupa juga ditunjukkan dalam simulasi Indikator terkait 19 nama bakal calon presiden. Posisi tiga besar ditempati Prabowo (22,4 persen), lalu Ganjar (21,6 persen) dan Anies (17,1 persen).
Selanjutnya, simulasi 3 nama bakal calon presiden yang digelar Indikator pada Desember 2021 juga menunjukkan hasil serupa. Prabowo medulang elektabilitas tertinggi (32,7 persen), disusul Ganjar (30,8 persen), dan Anies (24,9 persen).
Namun demikian, menurut Bawono, angka itu tak setinggi elektabilitas Prabowo jelang Pemilu 2019 lalu.
"Kalau dibandingkan capaian pasangan calon 02 dalam pilpres tahun 2019, maka elektabilitas Prabowo Subianto saat ini jauh menurun," ujarnya.
Padahal, masih merujuk hasil survei Indikator beberapa waktu lalu, popularitas Prabowo lebih dari 96 persen. Ini artinya, hampir seluruh pemilih mengenal sosok ketua umum Partai Gerindra itu.
Namun, tingginya angka popularitas Prabowo tak diikuti dengan elektabilitasnya yang saat ini masih di kisaran 30 persen.
Terdapat jurang yang sangat lebar antara tingkat popularitas dan elektabilitas Prabowo. Ini dapat diartikan bahwa tingkat kesukaan pemilih terhadap Prabowo tak setinggi popularitasnya.
"Karena kan orang tidak mungkin akan memilih seorang bakal calon kalau dia tidak suka terhadap bakal calon itu. Meskipun mengenal bakal calon itu," ucap Bawono.
Temuan ini, menurut Bawono, dapat menjadi evaluasi Gerindra ke depan. Ia mengatakan, dalam pemilu elektabilitas tokoh lebih berarti alih-alih popularitas.
"Hal ini dapat menjadi acuan bagi kerja-kerja politik dari Partai Gerindra untuk bagaimana membuat Prabowo lebih disukai lagi oleh para pemilih," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Prabowo menjadi tokoh paling dikenal atau populer di masyarakat dengan persentase mencapai 92,3 persen. Itu berdasarkan survei yang dirilis Populi Center, Minggu (24/4/2022).
Setelah Prabowo, ada nama Sandiaga Uno (78,5 persen), Anies Baswedan (78,1 persen), Ganjar Pranowo (65,4 persen), Puan Maharani (63,3 persen), Ridwan Kamil (62,8 persen), Tri Rismaharini (61,8 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (61,7 persen), Khofifah Indar Parawansa (57,5 persen).
Survei Populi Center ini digelar pada 21-29 Maret 2022. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 1.200 responden di 120 kelurahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.