Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo mengatakan, pihaknya mendeteksi kemagnetan tinggi pada kedalaman 50-100 meter di salah satu titik lokasi pencarian Nanggala.
Ia menyebutkan, cadangan oksigen Nanggala hanya bisa bertahan selama 72 jam jika dalam kondisi black out.
Sementara itu, pemerhati militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul mengatakan, pencarian Nanggala tidak mudah.
Baca juga: Pernah Alami Blackout di KRI Nanggala-402, Komandan Seskoal: 10 Detik Merosot 90 Meter
Sebab, tantangan terbesar proses pencarian adalah kawasan yang tak mudah dijangkau oleh kapal-kapal pencari.
"Artinya, tingkat kesulitan kita adalah mendatangkan kapal pencari dari berbagai lokasi yang tentunya membutuhkan waktu," ujarnya.
Selain itu, keterbatasan perangkat atau sarana penyelamatan bawah air juga menjadi hambatan dalam proses pencarian.
Baca juga: 41 Kapal Perang TNI AL Bakal Dimodernisasi Defend ID
Oleh karena itu, upaya pencarian harus melibatkan banyak pihak, termasuk dari negara lain, sehingga memerlukan waktu.
Proses pencarian masih terus dilakukan, tetapi belum ada titik terang mengenai keberadaan Nanggala.
Pada Jumat (23/4/2021), lima personel militer Singapura telah merapat ke KRI dr Soeharso-990 untuk membantu pencarian.
Kehadiran lima personel militer Singapura ini sekaligus menanti kedatangan kapal penyelamat kapal selam milik Angkatan Laut Singapura (RSN) MV Swift Rescue.