Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Sudarsono
Guru Besar Universitas Indonesia

Prof Dr Sudarsono, Koordinator riset klaster “economy, organization and society” FISIP UI.

Sosiologi Pasar Gorengan dan Rebusan

Kompas.com - 17/04/2022, 05:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DI TENGAH krisis pasar minyak goreng (migor) sawit, Ketua Dewan Pengarah BRIN, Ibu Megawati Soekarnoputri menghimbau supaya masyarakat memperbanyak konsumsi rebusan dan mengurangi gorengan, dan/atau beralih ke migor kelapa (klentik).

Banyak yang terkejut, baper, dan bahkan protes atas saran ini. Padahal, justru inilah saran yang visioner.

Sindrom Metabolik

Berdasarkan data Departemen Pertanian Amerika Serikat (Oilseeds: World Markets and Trade, April 2022), total konsumsi domestik migor sawit di Indonesia tahun 2021 mencapai tidak kurang dari 56,3 kg/kapita/tahun.

Angka ini, jauh lebih tinggi dibanding konsumsi migor sawit India (6,1 kg), China (5,2 kg), dan Amerika Serikat (4,8 kg).

Memang harus hati-hati membaca data komparasi ini, mengingat di banyak negara, volume konsumsi migor non sawit, seperti minyak biji bunga matahari, dan minyak kedelai juga cukup tinggi.

Tetapi, bila mengacu pada Permenkes 30/2013, batas aman konsumsi GGL (gula, garam, lemak) untuk konsumsi migor adalah 5 sendok makan atau setara 67 gram per orang per hari.

Tingkat konsumsi migor sawit saja, yang mencapai 156 gram per orang per hari itu, sudah dalam kategori “rakus”.

Bila konsumsi migor non sawit dihitung juga, maka tidak mustahil konsumsi minyak goreng kita sudah mencapai tingkat “bunuh diri massal”.

Hal ini karena sudah banyak riset tentang sindrom metabolik, yang mengaitkan antara tingginya konsumsi migor sawit dengan potensi timbulnya penyakit degeneratif.

Artinya, saran Ketua Dewan Pengarah BRIN itu, adalah cerminan kehendak untuk peningkatan derajat kesehatan, yang maknanya adalah pengendalian biaya kesehatan, serta penghematan biaya ekonomi nasional. Saran itu juga dalam rangka stabilisasi pasar migor sawit.

Arena pasar migor

Dalam perspektif demand side of economic sociology (Beckert, 2009; 2010; 2019), arena pasar adalah arena pertukaran barang dan jasa yang merupakan bentuk interaksi sosial, yang hanya dapat dijelaskan dalam konteks keterlekatan (embeddedness) struktur sosial, yakni kelembagaan (institutions), jaringan sosial (social networks), dan cakrawala pemaknaan (horizons of meaning) para aktor.

Krisis pasar, termasuk krisis arena pasar migor, ditandai dengan ketidakpastian pasar, baik yang bersumber dari perilaku produsen dan suppliers pada sisi penawaran (supply), maupun akibat dari perilaku konsumen pada sisi permintaan (demand).

Karena itulah, saran perubahan pola konsumsi pangan itu, dari perspektif sosiologi pasar, adalah bagian dari upaya stabilisasi pasar dari sisi konsumen.

Tidak perlu sampai pada tingkat konsumsi di India, China atau Amerika, penurunan tingkat konsumsi migor sawit per kapita sampai mencapai separuhnya saja, yakni 78 gram/orang/hari, dinamika arena pasar migor sawit pastilah bergerak ke arah yang lebih stabil.

Apalagi, bila stabilisasi pasar migor sawit itu dilakukan juga melalui diversifikasi produk, misalnya dengan perbanyakan konsumsi klentik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com