Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati ke Kader PDI-P: Jangan Berhenti di Zona Nyaman, Tidak Perlu Tunggu Instruksi

Kompas.com - 21/03/2022, 19:50 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri meminta setiap kadernya turun ke lapangan dan membangun kepekaan terhadap persoalan rakyat.

Ia juga meminta kader PDI-P bekerja keras membantu masyarakat, tanpa perlu menunggu instruksi darinya.

"Karena banyak yang bisa dikerjakan kader agar mau mengambil inisiatif dan menjalankan roda organisasi hingga tingkat ranting. Tidak perlu menunggu instruksi," kata Megawati dalam keterangannya, Senin (21/3/2022).

Hal tersebut disampaikan Megawati saat membuka Pelatihan Kader Nasional (PKN) PDI-P Angkatan II 2022 secara virtual, di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta, Senin.

Baca juga: Elite PDI-P: Ada Yang Tak Paham Maksud Megawati Saat Berkomentar soal Minyak Goreng

Megawati mengingatkan bahwa keberhasilan partai di Pemilu sebelumnya atau pun pencapaian kader yang berhasil lolos ke legislatif dan eksekutif, perlu diiringi dengan kerja bersama rakyat.

Partai dan kader diminta terus bergerak bersama rakyat, terutama menyelesaikan persoalan dan melakukan pergerakan membangun masa depan.

"Jangan berhenti di zona nyaman," tegas Megawati.

Presiden ke-5 RI itu mengajak kader untuk memahami dan mewarisi pemikiran Presiden Pertama RI Soekarno atau akrab disapa Bung Karno.

Kader juga diingatkan soal semangat pantang menyerah dalam menghadapi suatu masalah.

Baca juga: Gelar Pelatihan Kader Nasional, PDI-P Optimistis Menang Pemilu Tiga Kali


"Sehingga memiliki fighting spirit yang memahami perjuangan dan pengalaman Bung Karno. Dengan spirit itu menyatu dengan rakyat," ucap Megawati.

"Cara berpikir beliau yang membumi, enggak neko-neko. Kader PDI Perjuangan harus meneruskan perjuangan Bung Karno," tambah dia.

Dalam pengarahannya, Megawati juga meminta kader untuk bertanya kepada diri sendiri dan tekadnya sebagai kader PDI-P.

Ia pun meminta kader untuk bersedia dan mampu melihat perkembangan global, termasuk memahami geopolitik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com