Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elite PDI-P: Ada Yang Tak Paham Maksud Megawati Saat Berkomentar soal Minyak Goreng

Kompas.com - 21/03/2022, 19:39 WIB
Ardito Ramadhan,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Bambang Wuryanto menilai, ada pihak yang tak paham cara berpikir Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, terkait komentarnya soal ibu-ibu yang mengantre minya goreng sehingga menghujani Megawati dengan kritik.

"Inilah kawan-kawan, mohon izin, yang berkomentar belum belajar ini, kalau yang komentar sudah belajar pasti enggak berkomentar ini. Orang belum belajar cara berpikirnya Ibu Ketua Umum," kata Bambang di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (21/3/2022).

Baca juga: Membaca Kecerobohan Komunikasi Politik Megawati dalam Polemik Minyak Goreng

Menurut Bambang, ada tiga filosofi yang digunakan seorang politisi dalam mengeluarkan pernyataan, yakni learn atau belajar, re-learn atau belajar ulang, dan unlearn atau melupakan yang sudah dipelajari.

Bambang mengeklaim, dalam konteks kelangkaan minyak goreng, Megawati mengeluarkan pernyataan unlearn yakni agar masyarakat beralih dari minyak goreng sawit.

"Ibu Ketua Umum bicara unlearn. Lupakan minyak goreng sawit, unlearn lah kau, ini lupakan, bikin yang baru. Apa unlearn-nya, tadi, direbus bisa, dikukus bisa, digoreng pake listrik bisa, kan begitu," ujar Bambang.

Karena itu, Ketua Komisi III DPR itu membantah anggapan bahwa Megawati menyudutkan masyarakat saat dia berkomentar soal ibu-ibu yang mengantre minyak goreng.

"You are wrong, Ibu kan sering begitu. Ibu Ketum (Ketua Umum) sering melakukan unlearn. Kawan-kawan melihat masih di sini, 'wah Ibu Mega tidak punya hati sama ibu-ibu'. Kan bisa digoreng dengan cara lain, pakai minyak kelapa kan ada, ini kan teknik unlearn," kata Bambang.

Megawati dikritik sejumlah pihak usai berkomentar soal minyak goreng saat dia mengaku heran melihat ibu-ibu rela mengantre berjam-jam demi membeli minyak yang jadi langka dan harganya jadi mahal.

"Saya sampai mengelus dada, bukan urusan masalah nggak ada atau mahalnya minyak goreng, saya sampai mikir, jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng sampai begitu rebutannya?" kata Megawati dalam webinar "Cegah Stunting untuk Generasi Emas" yang disiarkan Youtube Tribunnews, Jumat pekan lalu.

Menurut Mega, selain digoreng, ada banyak cara untuk memasak makanan. Bisa dengan direbus, dibakar, atau dikukus.

"Apa tidak ada cara untuk merebus, lalu mengukus, atau seperti rujak, apa tidak ada? Itu menu Indonesia lho. Lha kok njelimet (rumit) gitu," ujar Megawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com