Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Keamanan, KBRI di Ukraina Dipindahkan dari Kyiv

Kompas.com - 10/03/2022, 19:54 WIB
Mutia Fauzia,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ukraina dipindahkan dari ibu kota Ukraina, Kyiv, ke kota yang lebih aman.

Hal tersebut dilakukan untuk menghindari dampak pertempuran antara militer Ukraina dan Rusia akibat invansi yang diluncurkan Rusia pada akhir Februari lalu.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Judha Nugraha mengatakan, meski lokasinya dipindahkan, KBRI tetap beroperasi.

Baca juga: 80 dari 113 WNI Sudah Dipulangkan dari Kyiv dengan Pesawat Khusus

"KBRI tetap berfungsi sampai saat ini. Hanya lokasinya sedang digeser sesuai dengan kondisi di lapangan. Tetap beroperasi di Ukraina namun kotanya digeser," kata Judha saat press briefing secara virtual, Kamis (10/3/2022).

Namun demikian, Judha enggan mengungkapkan lokasi KBRI di Ukraina saat ini beroperasi karena alasan keamanan.

"Saat ini belum bisa disampaikan namun akan dicarikan kota yang aman. Intinya KBRI Kyiv tetap beroperasi di Ukraina," kata dia.

Judha pun saat ini sedang berada di Ukraina untuk menjalankan tugas evakuasi WNI yang berada di negara tersebut.

Berdasarkan data KBRI Kyiv, sudah ada 120 dari 165 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Ukraina yang berhasil dievakuasi kembali ke Indonesia.

Judha mengatakan, setelah 80 WNI dan tiga warga negara asing dievakuasi ke Indonesia pada 3 Maret lalu, pemerintah telah berhasil mengevakuasi 40 WNI lain secara bertahap.

"Jadi data per hari ini, total WNI kita di Ukraina ada 165, yang telah kembali ke Indonesia 120," kata Judha.

Di sisi lain, masih terdapat 13 WNI yang sedang diupayakan untuk dievakuasi dari Ukraina, dan 32 WNI lainnya memilih untuk menetap di Ukraina.

Dari 13 WNI yang sedang diupayakan untuk dievakuasi, sebanyak sembilan di antaranya masih tertahan di Chernihiv.

Hingga saat ini, pihaknya masih kesulitan untuk menjemput kesembilan WNI itu lantaran masih terjadi pertempuran di Chernihiv.

Namun demikian, KBRI Kyiv serta dirinya selalu menjalin komunikasi dengan WNI yang tertahan di Chernihiv.

"Kita setiap hari, selalu menjalin komunikasi dengan mereka. Saat ini dalam kondisi aman, pasokan logisitik aman. Tantangan di Chernihiv saat ini masih menjadi zona pertempuran," jelas Judha.

Baca juga: Pasca-serangan RS di Mariupol, Pasukan Rusia Terus Mengepung Kyiv

Ia pun mengaku telah sempat mengupayakan penjemputan kepada sembilan WNI di Chernihiv. Namun demikian, upaya tersebut gagal lantaran praktik koridor kemanusiaan (humanitarian corridor) yang disepakati oleh Ukraina dan Rusia tak berjalan efektif di lapangan.

"Demi keselamatan upaya ditunda terlebih dahulu. Proses evakuasi mereka akan terus diupayakan, terutama penciptaan humanitarian corridor yang efektif di lapangan," ujar Judha.

"Ibu Menteri Luar Negeri (Retno Marsudi) pun terus mengupayakaan penciptaan humanitarian corridor sehingga bisa dipatuhi oleh pihak-pihak di lapangan," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com