JAKARTA, KOMPAS.com - KH Miftachul Akhyar mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ia mundur karena tak ingin rangkap jabatan mengingat kini dirinya kembali mengemban amanah sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Pernyataan pengunduran diri tersebut diberikan saat Kiai Miftachul memberikan pengarahan dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di Kampus Unusia Parung, Bogor, Jawa Barat Rabu (9/3/2022) sore.
"Di saat ahlul halli wal aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34 NU menyetujui penetapan saya sebagai Rais Aam, ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan. Saya langsung menjawab sami'na wa atha'na (kami dengarkan dan kami patuhi)," ujar Miftachul seperti dikutip dari situs resmi nu.or.id.
Baca juga: Terpilih Jadi Rais Aam PBNU, Miftachul Akhyar: Rasanya Seperti Salah Minum Obat
Ia pun mengaku telah mengirimkan surat pengunduran diri kepada pengurus MUI.
Miftachul sendiri terpilih sebagai sebagai Rais Aam PBNU periode 2021-2026 pada berdasarkan hasil musyawarah dan mufakat tim Ahlil Halli Wal Aqdi (AHWA) pada 23 Desember 2021.
Di periode sebelumnya, Kiai Miftachul ditunjuk sebagai Rais Aam PBNU pada tahun 2018 menggantikan KH Ma'ruf Amin.
Sementara itu di MUI, ia terpilih menjadi Ketua Umum pada 2020. Ia mengungguli sejumlah nama lainnya, seperti Dr Anwar Abbas dan Nasaruddin Umar, Amirsyah Tambunan, dan KH Muhyidin Djunaidi.
Baca juga: Miftachul Akhyar Terpilih sebagai Ketua Umum MUI Periode 2020-2025
Mengutip pemberitaan Kompas.com, Kiai Miftachul lahir pada 1953 dan merupakan putra dari KH Abdul Ghoni, pengasuh Pondok Pesantren Akhlaq Rangkah, Surabaya.
Kiai Miftachul tumbuh besar di lingkungan pesantren dan NU sejak usia dini. Ia juga mengenyam pendidikan di sejumlah pesantren besar di Indonesia.
Beberapa di antaranya adalah Pondok Pesantren Tambak Beras Jombang, Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, Pondok Pesantren Lasem.
Kiai Miftachul kini merupakan pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya.
Di lingkungan NU, Kiai Miftachul pernah beberapa kali menjabat sebagai pengurus, baik tingkat wilayah maupun nasional.
Pada 2000-2005, dia menjabat sebagai Rais Syuriyah PCNU Surabaya, kemudian menjadi Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur selama dua periode, yaitu 2007-2013 dan 2013-2018.
Baca juga: Maruf Amin Mengundurkan Diri, Miftachul Akhyar Jadi Pejabat Rais Aam PBNU
Selanjutnya, Kiai Miftachul menjabat sebagai Wakil Rais Aam PBNU periode 2015-2020. Kemudian dia ditunjuk menggantikan KH Ma'ruf Amin sebagai Rais Aam PBNU karena saat itu sang wakil presiden dipilih sebagai pendamping Presiden Joko Widodo untuk maju Pilpres 2019.
Keputusan Kiai Miftachul mundur dari Ketum MUI lantaran amanat dari tim AHWA yang berpesan agar Rais Aam terpilih tidak rangkap jabatan di organisasi lain.
Baca juga: Ketua Umum MUI Setuju Ada Sanksi bagi Penolak Vaksinasi Covid-19
Selain itu, rais aam terpilih diharapkan bisa fokus dalam pembinaan dan pengembangan jamaah NU ke depan.
Kini, Kiai Miftachul merealisasikan komitmennya untuk tidak rangkap jabatan. Ia juga menyatakan tak ada tekanan atas keputusannya itu.
"Jawaban (sami'na wa atha'na) itu bukan karena ada usulan tersebut, apalagi tekanan," tutur dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.