Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Positif Covid-19, 12 WNI yang Dievakuasi dari Ukraina Belum Bisa Dipulangkan

Kompas.com - 03/03/2022, 18:39 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 14 Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Ukraina masih belum bisa kembali ke Tanah Air.

Hal tersebut lantaran 12 orang di antaranya terdeteksi positif Covid-19.

"Terdapat 14 evacuee yang masih harus tinggal di Bucharest (Rumania) untuk sementara waktu dan belum dapat ikut rombongan kepulangan ini," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers yang dipantau melalui Kompas TV, Kamis (3/3/2022).

Baca juga: Dievakuasi dari Ukraina, 80 WNI dan 3 WNA Tiba di Tanah Air

"Dari test yang dilakukan, 12 orang evacuee diketahui positif Covid-19," tambahnya.

Sementara itu, dua orang WNI lainnya memilih tinggal di Bucharest untuk menemani anak yang positif Covid-19.

Menurut Retno, 14 WNI yang belum dapat kembali ke Tanah Air akan terus dipantau dan didampingi oleh KBRI di Bucharest.

"Jika kondisi kesehatan sudah memungkinkan, mereka akan dipulangkan dengan pesawat komersial," ujarnya.

Sebelumnya Retno juga mengungkapkan bahwa pada sore hari ini, sebanyak 80 WNI dan 3 Warga Negara Asing (WNA) yang merupakan keluarga WNI berada di dalam rombongan, tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.

Ketibaan mereka pada Kamis sekitar pukul 17.10 WIB dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia.

Baca juga: Kronologi Pemulangan 80 WNI dari Ukraina hingga Tiba di Tanah Air

Diketahui, proses evakuasi WNI ini terjadi setelah konflik antara Rusia dan Ukraina. Konflik tersebut berujung pada serangan Rusia ke kota-kota di Ukraina. Serangan tersebut dianggap bisa membahaykan WNI yang berdomisili di Ukraina. 

Pada hari kelima invasi Rusia ke Ukraina, yaitu Senin (28/2/2022), sebanyak 99 dari 153 WNI yang dilaporkan berada di negara tersebut telah berhasil dievakuasi.

WNI yang dievakuasi itu berada di dua titik aman, yakni di Rzeszow, Polandia; dan di Bucharest, Rumania.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com