Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud Nadiem: Dana BOP PAUD Tiap Daerah Akan Berbeda dan Pengunaannya Lebih Fleksibel

Kompas.com - 15/02/2022, 13:18 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim menyelaraskan kebijakan bantuan operasional sekolah (BOS) atau bantuan operasional pendidikan (BOP) di jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Sekolah Kesetaraan.

Nantinya, besaran dana BOP PAUD dan Kesetaraan di daerah akan bervariasi menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah dan situasi daerah.

“Nilai satuan BOP PAUD itu yang tadinya semua sekolah per anak mendapatkan sama, sekarang bervariasi,” kata Nadiem secara virtual, Selasa (15/2/2022).

Nadiem menambahkan, daerah-daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) dan daerah yang sulit diakses akan mendapatkan dana yang lebih afirmatif dan lebih besar dari yang lainnya.

Menurutnya, satuan biaya setiap daerah akan dihitung berdasarkan standar indeks kemahalan konstruksi dan indeks peserta didik di setiap wilayah kabupaten/kota.

Hal tersebut, lanjut dia, akan membuat rentang nilai satuan biaya berkisar Rp 600 ribu sampai Rp 1,2 juta.

Adapun sebelumnya nilai biaya BOP PAUD per anak disamakan sebesar Rp 600 ribu.

“Jadinya tidak ada yang turun, cuma ada yang naik, bahkan ada yang naik secara cukup dramatis,” kata dia.

Baca juga: Bersama Keluarga, Menteri Nadiem Terapkan Sustainability Living dari Rumah

Kemudian, dari aspek penyaluran, kini BOP PAUD dan Kesetaraan akan langsung disalurkan ke rekening sekolah, tidak lagi melalui pemerintah daerah (pemda).

Hal itu dimaksudkan agar sekolah dapat segera menerima dan menggunakan uang untuk operasonal sekolah.

Lebih lanjut, penggunaan BOP PAUD dan Kesetaraan saat ini sudah jauh lebih fleksibel dan tidak lagi dibatasi keperluannya.

“Kita berikan lagi kemerdekaan kepada setiap kepala sekolahnya untuk mealokasikan sesuai kebutuhan,” ucapnya.

Terakhir, Nadiem juga mengatakan, pihaknya membuat sebuah sistem aplikasi bernama Arkas bagi sekolah dan Markas bagi dinas pendidikan.

Baca juga: Nadiem Luncurkan Kurikulum Merdeka, Pahami 3 Keunggulannya

Ia menjelaskan, aplikasi Arkas merupakan menjadi apliaksi tunggal untuk sekolah sehingga kepala sekolah tidak perlu menggunakan aplikasi lain lagi untuk melaporkan dana BOS.

Sebab, saat kepala sekolah melaporkan pengunaan dana BOS, laporan itu secara otomatis akan terintegrasi dengan Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (Siplah) dan Data Pokok Pendidikan (Dapodik)

Begitu juga dengan aplikasi Markas yang sudah terkoneksi secara otomatis dengan sistem informasi pembangunan daerah (SIPD).

Menurut Nadiem, aplikasi itu dirancnag untuk memudahkan pekerjaan administrasi tenaga pendidik.

“Yang dulunya itu format data dan standarnya masih variatif, ada berbagai macam template, berbagai macam format datanya, sekarang format data dan standar acuan sudah standar,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com