Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lonjakan Kasus Covid-19, Angka Kematian Tembus 100

Kompas.com - 12/02/2022, 08:23 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus harian Covid-19 di Indonesia terus mengalami tren peningkatan dalam beberapa hari terakhir, hal ini juga berdampak terhadap tingginya kasus kematian.

Berdasarkan data pemerintah, Jumat (11/2/2022), terdapat 40.489 kasus Covid-19 harian. Dengan penambahan tersebut, saat ini sudah ada 4.708.043 kasus Covid-19 di Tanah Air.

Sementara itu, kasus kematian Covid-19 bertambah 100 dalam 24 jam terakhir kemarin, sehingga total kasus kini mencapai 144.858.

Kasus kematian harian menembus 100 terakhir terjadi pada 30 September 2021. Saat itu, kasus kematian Covid-19 mencapai 113.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, kasus kematian Covid-19 dalam sepekan terakhir meningkat signifikan.

Pada 4 Februari, kasus kematian Covid-19 bertambah 42 dalam sehari. Kemudian, kasus kematian kembali bertambah sebanyak 44 pada 5 Februari dan terus merangkak naik di angka 57 pada 6 Februari 2022.

Selanjutnya, kasus kematian Covid-19 kembali bertambah 82 dalam sehari pada 7 Februari, dan terus merangkak naik di angka 83 pada 8 Februari.

Baca juga: 5 Gejala yang Paling Sering Dikeluhkan Karena Covid-19 Varian Omicron

Namun, kasus kematian sempat menurun di angka 65 pada 9 Februari dan kembali naik sebanyak 74 pada 10 Februari. Terakhir, kasus kematian Covid-19 meningkat tajam mencapai 100 pada 11 Februari 2022.

Dalam data yang sama, kasus sembuh Covid-19 bertambah 15.767, sehingga jumlahnya menjadi 4.250.277. Selain itu, pemerintah juga melaporkan, ada 312.808 kasus aktif Covid-19 di Tanah Air.

Prediksi puncak lonjakan kasus

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memprediksi puncak lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron akan lebih tinggi 3-6 kali lipat dari varian Delta.

Untuk diketahui, puncak kasus Delta di Indonesia terjadi pada pertengahan Juli 2021. Saat itu kasus baru pernah mencapai 56.757 pada 15 Juli.

Sementara rata-rata kasus tujuh hari tertinggi tercatat pada 19 Juli dengan 49.158.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi memperkirakan puncak lonjakan kasus terjadi hingga dua sampai tiga pekan ke depan atau di awal Maret 2022.

Baca juga: Prediksi Kemenkes: Puncak Kasus Omicron Lebih Tinggi 3-6 Kali dari Delta

"Kita akan melihat tren peningkatan sampai kita prediksi bahwa di akhir Februari atau di awal Maret 2022 ini merupakan puncak kasus Omicron yang bisa diprediksi itu 3 kali sampai dengan 6 kali lebih tinggi daripada variasi Delta," kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (10/2/2022).

Nadia mengatakan, meski akan terjadi lonjakan, keterisian tempat tidur di rumah sakit akan terkendali.

Sebab, sebagian besar pasien Omicron mengalami gejala ringan dan tanpa gejala sehingga bisa melakukan isolasi mandiri maupun isolasi terpusat.

"Batuk, pilek, demam kemudian sakit tenggorokan dan saturasi oksigen lebih dari 95 persen tidak memiliki komorbid diharapkan untuk dapat melakukan isolasi mandiri baik di rumah ataupun di tempat-tempat isolasi terpusat yang sudah disediakan," ujarnya.

Lebih lanjut, Nadia menambahkan, vaksinasi Covid-19 masih menjadi salah satu upaya penanganan Covid-19 untuk memberikan perlindungan agar terhindar dari keparahan Covid-19.

Jaga keselamatan nakes

Tren peningkatan kasus Covid-19 yang begitu cepat juga berdampak pada tenaga kesehatan (nakes) selaku garda terdepan dalam penanganan Covid-19.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) melaporkan, ada 160 nakes di Indonesia terpapar Covid-19 selama periode 1 Januari-11 Februari 2022.

Ketua PPNI Harif Fadhilah mengatakan, jumlah nakes yang positif Covid-19 bisa lebih banyak karena beberapa nakes belum melaporkan kondisi mereka ke sistem pemantauan anggota.

Baca juga: Kasus Covid-19 Lewati 300.000, Pemerintah Diminta Tak Lupakan Nakes

"Dan sampai hari ini belum ada kegiatan koordinasi untuk penambahan tenaga kesehatan, belum ada informasi (rumah sakit) kekurangan tenaga kesehatan," kata Harif saat dihubungi Kompas.com, Jumat.

Harif mengatakan, mayoritas nakes yang terpapar Covid-19 mengalami gejala ringan dan tanpa gejala. Selain itu, para nakes yang terpapar Covid-19 umumnya sudah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap dan vaksinasi booster.

Secara terpisah, Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, jika jumlah kasus Covid-19 pada kelompok nakes kian meningkat, layanan rumah sakit juga akan ikut terdampak. Padahal, dalam situasi seperti ini, layanan rumah sakit menjadi sangat krusial.

"Gelombang ini mulai mengancam nakes di rumah sakit. Kalau yang terinfeksi banyak dan mereka harus cuti, maka ketidaktersediaan nakes akan memengaruhi pelayanan," ujar Zubairi, dikutip dari akun Twitter-nya, @ProfesorZubairi, Senin (7/2/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com