JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kurniasih Mufidayati meminta agar proyek nasional yang melibatkan kontraktor asing, mengutamakan tenaga kerja Indonesia.
Hal tersebut menyikapi temuan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) terkait profesi tukang las rel kereta cepat Jakarta-Bandung berasal dari China.
"Yang kita harapkan, optimasi tenaga kerja Indonesia karena memiliki potensi yang sangat besar, apalagi di tengah pandemi banyak yang terdampak, kena PHK atau pengurangan pendapatan," kata Mufida dalam keterangannya, Jumat (11/2/2022).
Mufida meyakini, tenaga kerja Indonesia memiliki kemampuan untuk mengerjakan berbagai proyek infrastruktur berskala dunia.
Terlebih, ia mengingatkan, saat ini tenaga kerja Indonesia masih terpukul karena dampak pandemi. Sehingga, pemerintah diminta memprioritaskan tenaga kerja Indonesia untuk bekerja pada proyek nasional.
Politikus PKS ini mengaitkan pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk Indonesia Emas 2045. Dalam pesan Jokowi, kata Mufida, Indonesia Emas harus pula didukung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.
"Semangat dari Presiden Jokowi itu harus diimplementasikan dengan mengutamakan penggunaan tenaga kerja Indonesia pada semua jenis jabatan yang tersedia," jelasnya.
"Jikalau harus menggunakan Tenaga Kerja Asing (TKA) ada kewajiban menyertakan tenaga kerja pendamping dari Indonesia untuk alih teknologi. Pertanyaannya untuk TKA di sini, apakah dipatuhi ada tenaga kerja pendamping untuk alih teknologi?" tanya dia.
Soal alih teknologi, Mufida mengemukakan bahwa sejak awal pengajuan Rencana Penggunaan TKA (RPTKA), pemerintah seharusnya sudah tahu peruntukan TKA di Indonesia untuk pekerjaan tertentu.
Sehingga, dari awal bisa diantisipasi dengan mengirim tenaga kerja Indonesia belajar metode dengan cara upskilling dan reskilling.
"Kita pernah kirim 1.500 PMI untuk mengerjakan proyek infrastruktur di beberapa negara. Termasuk mengirim 500 PMI ahli untuk proyek pembangkit listrik di beberapa negara seperti Irak, Bangladesh dan Vietnam. Artinya tenaga kerja kita itu mampu dan diakui dunia," kata dia.
Baca juga: Tukang Las Rel Kereta Cepat Didatangkan dari China, Bappenas: Butuh Keahlian Tinggi
Di sisi lain, Mufida juga mengatakan bahwa pemerintah punya pusat pelatihan khusus las yang terbukti menelurkan alumni mumpuni dengan sertifikasi nasional dan internasional.
Dia menambahkan, Indonesia juga punya Balai Latihan Kerja (BLK) yang di dalamnya terdapat jurusan las.
"Alumninya bisa mengatasi beberapa proyek sulit baik di tengah laut. Misalnya di Karimun maupun proyek di kincir angin dengan ketinggian 80 meter bisa dikerjakan tenaga pengelas dari kita," tuturnya.
"Ini mungkin fenomena gunung es. Kita minta bukan hanya di proyek kereta cepat, tapi juga seluruh proyek nasional, semangat utamanya mengutamakan tenaga kerja Indonesia," tutup Mufida.
Baca juga: Tukang Las Rel Proyek Kereta Cepat Didatangkan dari China, Bappenas: Awalnya Terkejut, tapi...
Sebelumnya, Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas Pungky Sumadi mengungkapkan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung memang diisi oleh para TKA yang sebagian berasal dari China.
Para pekerja asing itu melakukan pekerjaan dengan berbagai tugas, misalnya bahkan sebagai tukang las.
"Sebagai contoh, misalnya kami sempat mengunjungi proyek kereta cepat Indonesia, Jakarta-Bandung. Itu awalnya agak membingungkan pada saat kami melihat, misalnya tukang las untuk rel itu ternyata masih harus dari Tiongkok kita datangkan," kata Pungky dalam rapat panitia kerja (Panja) Pengawasan Penanganan Tenaga Kerja Asing di Komisi IX DPR, Selasa (8/2/2022).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.