Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Reza Indragiri Amriel
Alumnus Psikologi Universitas Gadjah Mada

Pemetaan Masjid, Manfaat atau Mudarat?

Kompas.com - 07/02/2022, 09:29 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tanpa parameter dan indikator yang kuat, sulit untuk menerima validitas pemetaan tersebut.

Demikian pula dari sisi reliabilitas: apakah sebuah masjid yang hari ini disimpulkan ekstrem akan terus dicap demikian?

Dengan kata lain, karena sifatnya yang dinamis, pemetaan masjid harus dilakukan secara berkala dari waktu ke waktu. Ini tentu menyedot sumber daya kepolisian yang besar.

Ketiga, kesetaraan rumah ibadah. Masyarakat akan menafsirkan pemetaan terhadap masjid bertitik tolak dari stigmatisasi berlanjut dengan perlakuan diskriminatif bahwa masjidlah satu-satunya rumah ibadah yang dianggap bermasalah.

Ini justru menandakan cara pandang yang bias sekaligus mengandung gross generalization terhadap rumah ibadah masyarakat tertentu.

Tafsiran tersebut akan bisa ditangkis hanya jika otoritas terkait juga melakukan pemetaan terhadap rumah-rumah ibadah lain.

Misal, rumah ibadah A dipantau karena merupakan sumber separatisme, rumah ibadah B dimonitor karena menjadi asal terbentuknya predator-predator seksual baru, dan sebagainya.

Dan, agar setara, operasi pemetaan semacam itu juga perlu "diworo-worokan" ke masyarakat. Apakah aksi seperti itu juga akan polisi lakukan?

Keempat, pemetaan masjid rentan menggangu keharmonisan relasi antarumat Islam (jamaah masjid). Antarwarga akan menaruh kecurigaan satu sama lain.

Para penceramah di masjid boleh jadi tidak akan lagi leluasa dalam mengedukasi masyarakat tentang masalah-masalah kenegaraan dari sudut pandang keagamaan.

Mereka khawatir bahwa pesan-pesan tentang perjuangan Nabi melawan penguasa lalim, yang nyata-nyata ada dalam kitab suci, pun akan secara semena-mena dicatat sebagai bentuk provokasi kepada masyarakat untuk kemudian dikelompokkan sebagai masjid bermasalah.

Anggota Kepolisian yang datang semata-mata untuk keperluan beribadah di masjid malah bisa dipandang warga sebagai orang yang seolah datang untuk tujuan berbeda, dan itu tidak baik bagi kedua pihak.

Kelima, ini sudah saya utarakan sejak bertahun-tahun silam. Penyebaran terorisme pada masa kini masif berlangung melalui internet dan media sosial.

Self-radicalization dan self-recruitment merupakan mekanisme bagi beranak pinaknya pelaku-pelaku teror baru.

Penyebaran sedemikian rupa bisa berlangsung di semua ruang dan waktu, karena internet dan media sosial ada di mana-mana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com