Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NASIONAL] PDI-P Ogah Dihubungkan dengan Pernyataan Arteria Dahlan | Sorotan dalam Penunjukan Maruli Simanjuntak Sebagai Pangkostrad

Kompas.com - 24/01/2022, 07:37 WIB
Elza Astari Retaduari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Artikel mengenai Anggota DPR Arteria Dahlan yang meminta kepala kejaksaan tinggi (Kajati) dicopot karena menggunakan bahasa Sunda dalam rapat masih menjadi pemberitaan yang ramai dicari di Kompas.com.

Terbaru, PDI-P sebagai partai yang menaunginya menegaskan pernyataan Arteria Dahlan tidak mewakili partai.

Tak hanya itu, penunjukkan Mayjen Maruli Simanjuntak sebagai Pangkostrad juga masuk dalam deretan berita populer nasional.

Kemudian soal kriteria pemimpin calon ibu kota baru negara di Kalimantan Timur yang diungkap Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun cukup ramai dicari.

Di sisi lain, kelanjutan soal wanita di Malaysia yang sejak bayi ditinggalkan ibunya pulang kembali ke Indonesia juga masih menarik pembaca.

Berikut paparannya:

1. Arteria Dahlan minta Kajati Dicopot, Berujung Minta Maaf

Dalam rapat Komisi III DPR dengan Jaksa Agung pada Senin (17/1/2022), Arteria meminta Jaksa Agung Sanitar Burhanuddin untuk mencopot seorang kajati yang berbicara menggunakan bahasa Sunda dalam rapat.

Arteria menilai, seorang kajati perlu menggunakan bahasa Indonesia dalam rapat agar tidak menimbulkan salah persepsi orang yang mendengarnya.

Pernyataan Arteria Dahlan banyak menimbulkan respons publik hingga kritik dari berbagai tokoh. Setelah dipanggil oleh jajaran pengurus PDI-P, anggota Komisi III itu akhirnya meminta maaf.

"Saya dengan sungguh-sungguh menyatakan permohonan maaf kepada masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat Sunda atas pernyataan saya beberapa waktu lalu,” kata Arteria, Kamis (20/1/2022).

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto menegaskan ucapan Arteria Dahlan merupakan pendapat pribadi. PDI-P juga berjanji membina kadernya itu.

Selengkapnya Baca juga: Ucapan Arteria soal Kajati Berbahasa Sunda Tak Wakili Partai, Sekjen PDI-P: Kami Tak Punya Tradisi Menjelekkan

2. Pelat Mobil Arteria Dahlan Juga Jadi Sorotan

Dalam waktu bersamaan, Arteria Dahlan juga membuat heboh karena memasangkan pelat nopol dinas Polisi di mobilnya.

Ada 5 mobil Arteria Dahlan yang dipasangkan dengan pelat sama. Mobil-mobil itu sempat terparkir di Gedung DPR.

Meski mengaku pelat yang dipersoalkan hanyalah tatakan untuk pelat mobil sesungguhnya, namun ternyata nopol dinas Polisi itu tercacat dalam sistem Staf Logistik (Slog) Polri atas nama Arteria Dahlan.

Polisi sampai saat ini belum mengungkap bagaimana bisa Arteria Dahlan memiliki pelat nopol dinas kepolisian. Banyak pihak mempersoalkan pelat ini dan menduga ada unsur maladministrasi di belakangnya.

Polemik soal pelat mobil itu bertambah dengan ditemukannya fakta Arteria Dahlan menunggak pajak mobil miliknya.

Selengkapnya Baca juga: Polemik Mobil Arteria Dahlan Belum Usai, Ia Diketahui Tunggak Pajak Kendaraan Hingga Rp 10 Juta

3. Penunjukan Maruli Sebagai Pangkostrad Masih dengan Pola Sejak Era Reformasi

Mayjen Maruli Simanjuntak akhirnya terpilih sebagai Pangkostrad setelah dua bulan lamanya jabatan itu kosong sepeninggalan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman.

Nama Maruli memang dianggap punya kans tinggi menjadi Pangkostrad karena dinilai punya kedekatan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), sekalipun perwira yang masih menjabat sebagai Pangdam IX/Udayana itu adalah yang paling junior dari semua kandidat.

Selain pernah menjadi Komandan Paspampres (Danpaspampres), Maruli Simanjuntak juga merupakan menantu Menko Bidang Kemaritiman dan Invesntasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Meski begitu, penunjukan Maruli sebagai Pangkostrad dinilai tak berubah banyak dari pola sebelumnya. Misalnya pernah menjabat sebagai Panglima Kodam dan memiliki kualifikasi di satuan tempur Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Selengkapnya Baca juga: Penunjukan Mayjen Maruli Simanjuntak Jadi Pangkostrad Dinilai Tak Banyak Berubah dari Pola Sebelumnya

4. Muncul Nama-nama Baru Kandidat Pemimpin Ibu Kota Negara

Presiden Jokowi mengungkap dua kriteria yang dibutuhkan untuk menjadi Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara. Nantinya, kepala Badan Otorita inilah yang memimpin daerah ibu kota negara Nusantara.

Adapun kriterianya adalah pernah memimpin daerah dan memiliki background arsitek. Padahal sebelumnya Jokowi menyebut nama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Abdullah Azwar Anas, Bambang Brodjonegoro, dan Tumiyana.

Pernyataan baru Jokowi menimbulkan spekulasi berbagai pihak. Setidaknya ada 4 tokoh yang dianggap bisa memenuhi kriteria Jokowi.

Mereka adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Mensos Tri Rismaharini yang merupakan mantan wali kota Surabaya, Wali Kota Makassar Danny Pomanto, dan Gubernur Aceh Nova Iriansyah.

Selengkapnya Baca juga: Minus Ahok, Ini 4 Calon Pemimpin Ibu Kota Nusantara yang Bisa Penuhi Kriteria Jokowi

5. Pengakuan Ibu Kandung Rohana Abdullah Pilih Pulang ke Indonesia

Fakta baru terungkap dari kisah Rohana Abdullah yang ditinggalkan seorang perempuan Indonesia untuk diurus wanita Malaysia beretnis Tionghoa, Chee Hi Lan, selama 22 tahun.

Ibu kandung Rohana bernama Salimah Osman memutuskan meninggalkan anaknya sejak usia 2 bulan di Malaysia karena saat itu masa izin tinggalnya di Malaysia telah habus.

Salimah mengaku menyerahkan anaknya untuk dirawat oleh Chee karena tak ada pilihan lain. Ia hanya meminta agar Rohana tidak pindah agama sebagai seorang muslim.

Disampaikan Salimah, dirinya juga pernah menjenguk putrinya dan Chee Hoi Lan setelah ia memutuskan pulang ke Indonesia.

Selengkapnya Baca juga: Pengakuan Salimah yang Pilih Pulang ke Indonesia dan Tinggalkan Rohana Sejak Bayi di Malaysia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com