Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu Minta ABK Lapor Diri Agar Kejadian Penyanderaan WNI Tak Berulang

Kompas.com - 13/01/2022, 23:46 WIB
Mutia Fauzia,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) meminta agar anak buah kapal (ABK) Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di kapal-kapal asing untuk melaporkan diri mereka melalui portal Peduli WNI.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemenlu Judha Nugraha mengatakan, dengan melapor di portal Peduli WNI, maka pemerintah bisa melacak keberadaan ABK tersebut.

"Dalam konteks kapal niaga, seperti yang terjadi di Yaman dan Somalia, kami meminta agar ABK kita melakukan lapor diri lewat portal Peduli WNI untuk memberi tahu keberadaan mereka di mana dan menghindari daerah-daerah perairan rawan," ujar Judha dalam press briefing di kantor Kemenlu, Jakarta, Kamis (13/1/2022).

Baca juga: Kemenlu: Kelompok Houthi yang Sandera ABK WNI Tak Minta Tebusan

Menurut Judha, tindakan pencegahan penawanan ABK antara kapal niaga dan kapal ikan berbeda.

Ia menjelaskan, untuk kapal niaga umumnya lebih mudah dikenali lantaran berurusan dengan perusahaan.

Sementara untuk kapal ikan, tindakan pencegahan lebih rumit karena mayoritas tidak dijalankan sesuai dengan prosedur.

Selain itu, ia juga meminta agar para ABK kapal ikan untuk menghindari wilayah rawan seperti perairan Sabah.

"Dalam kesempatan ini kami mengimbau WNI yang bekerja sebagai ABK mohon untuk bisa mengikuti prosedur yang benar dengan kelengkapan dan kualifikasi keahlian yang sesuai," ujar Judha.

Baca juga: Begini Kronologi ABK WNI Disandera Kelompok Houthi Yaman Versi Kemenlu

Di awal tahun ini, seorang ABK WNI bernama Surya Hidayat, yang bekerja di kapal berbendera Uni Emirat Arab (UEA) ditawan oleh kelompok milisi Al Houthi Yaman.

Saat ini, Surya telah diinapkan di sebuah hotel, meski masih dalam pengawasan pihak Al Houthi.

Motif penahanan ABK WNI bersama dengan 10 ABK berkewarganegaraan beragam pada kapal kargo UEA tersebut belum diketahui jelas.

Sebelumnya sempat diberitakan kapal yang ditumpangi Surya diadang milisi lantaran membawa amunisi.

Baca juga: ABK Asal Indonesia Disandera Milisi Houthi Yaman, Kemenlu Upayakan Pemulangan

Yaman sendiri saat ini sedang berada dalam kondisi perang saudara. Houti merupakan kelompok politik bersenjata di Yaman utara.

Namun demikian, Judha mengatakan, hingga saat ini belum ada informasi mengenai isi kargo dari kapal yang ditumpangi Surya Hidayat dan menyebabkan dirinya disandera oleh kelompok Houthi.

"Masih simpang siur informasi mengenai isi kargonya seperti apa. Ada yang bilang peralatan medis, ada yang bilang peralatan moliter. Kita dalam konteks ini tidak masuk ke arah sana karena fokus kita adalah bagaimana memastikan keselamatan ABK," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com