Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Megawati Kampanya saat Orde Baru dan Dianggap Partai "Sendal Jepit"

Kompas.com - 10/01/2022, 18:16 WIB
Tatang Guritno,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bercerita masa lalunya ketika pertama kali berkecimpung di dunia politik. Kala itu, Megawati mengawali kariernya bergabung dengan PDI.

Ia menceritakan tidak diberi ruang cukup besar oleh pemerintah Orde Baru untuk kampanye calon DPR di Jawa Tengah medio 1987.

“Ketika itu mau pemilu kan, saya mulai melihat dari kita selalu diberi lapangan yang kecil karena dianggap PDI kecil, dibilang partai wong cilik, partai sandal jepit,” sebut Megawati dalam peringatan HUT PDI Perjuangan yang dilaksanakan secara daring, Senin (10/1/2022).

Baca juga: Minta Jokowi Tak Masukkan Hati Soal Sindiran Kodok, Megawati: Saya Berada di Belakangmu

Megawati mengungkapkan, anggapan PDI partai kecil karena hanya memiliki 28 kursi di Senayan.

Bahkan, pertama kali ia terjun ke Jawa Tengah, banyak masyarakat yang merupakan simpatisan Partai Nasional Indonesia (PNI) takut menyapanya.

“Tapi waktu itu saya dapat merasakan kumpulan mereka-mereka yang dari kejauhan melihat saya, banyak dari mereka yang melihat dengan mata bersinar,” tutur dia.

Baca juga: Menterinya Terjerat Korupsi, Kenapa Elektabilitas PDI-P, Gerindra, dan Golkar Tetap Tinggi?

“Saya dekati mereka, saya salaman, mau, oh saya agak lega. Oh ternyata mereka tidak takut pada saya tapi pada situasional saat itu,” papar Megawati.

Ia mengingat, para simpatisan PNI itu menitipkan pesan agar Megawati terus melanjutkan perjuangannya di dunia politik.

“Mereka hanya mengatakan,’ lanjutkan Jeng, kami bantu’,” ungkap dia.

Baca juga: Saat Anak Rahmat Effendi Tak Terima Ayahnya Kena OTT, Tuding KPK Berpolitik...

Setelah beberapa kali kampanye, Megawati mulai merasa antusias masyarakat mulai tinggi.

Dalam kampanye-kampanye di Jawa Tengah kala itu, ia melihat truk-truk berisi massa yang didominasi anak muda datang.

“Tapi di belakangnya saya selalu melihat 2 sampai 3 orang tua. Ini pasti mereka yang datang dari kalangan PNI,” kata Megawati.

Megawati menilai bahwa keberhasilannya terpilih menjadi Anggota DPR saat itu adalah bentuk bantuan simpatisan PNI, orang-orang yang mengikuti ayahnya, Bung Karno.

Para simpatisan itu memberi bantuan mengorganisir masyarakat untuk meliriknya.

Lantas Megawati berpesan pada kadernya, bahwa kunci utama adalah mengorganisir dan menciptakan hubungan atau bonding pada masyarakat.

Baca juga: Ledakan Omicron di Turki 60.000 Kasus Per Hari yang Tak Disadari Para Turis Indonesia...

“Nah bukan hal yang mudah (mengorganisir) itu dari dulu sampai sekarang. Kalau hanya dibujuk, dipegang, hanya lepas. Tapi kalau punya bonding tidak akan bisa lepas,” pungkasnya.

Adapun Megawati kemudian terpilih menjadi salah satu Anggota DPR Fraksi PDI Periode 1987-1992.

Ia mengklaim kala itu perolehan kursi PDI di Senayan bertambah 100 persen, dari 28 kursi menjadi 54 kursi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com