JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengatakan, Indonesia perlu belajar dari negara-negara maju untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045.
"Pembelajaran pertama, negara dan seluruh kebijakan-lembaga perlu semakin inklusif bermanfaat dan memajukan semua warga," kata Muhaimin saat menyampaikan pidato bertajuk "Peta Jalan Indonesia Maju", Senin (3/1/2022).
Muhaimin mengatakan, kebijakan inklusif yang dimaksud antara lain dengan menghapuskan perbudakan, memberi kebebasan bagi perempuan untuk memilih dan terlibat dalam politik.
Baca juga: Muhaimin Iskandar: Perlahan-lahan Kita Menang Melawan Pandemi, Corona Telah Kita Setrika
Selain itu, memberi subsidi dan sarana infrastruktur bagi petani dan nelayan, mendanai pembentukan sistem pendidikan publik, serta memuliakan orang lanjut usia dengan berbagai layanan dan program perlindungan.
Pembelajaran kedua, Muhaimin menyebut, negara dan kebijakan publik mesti mendukung dan melakukan investasi serta menguasai modal ilmiah dan teknologi.
"Selama ini, kita kurang mengembangkan teknolog dan modal ilmiah sehingga nilai tambah produk produk pertanian kita diambil orang lain," kata Muhaimin.
Ia mencontohkan, Korea Selatan menjadi produsen baja terbesar di dunia meski biji besinya diimpor dari Indonesia. Begitu pula dengan Belgia yang menjadi produsen coklat terkemuka meski kakaonya didatangkan dari Indonesia.
"Jika kita memiliki modal Ilmiah dan teknologi, maka Indonesia kita bisa produksi obat-obatan sendiri, produksi vaksin dan alat alat kesehatan sendiri," ujar wakil ketua DPR itu.
Baca juga: Muhaimin Dorong Pemerintah Tegas Menindak Pelaku Penyiksaan Hewan
Pembelajaran ketiga, Muhaimin menyatakan, Indonesia perlu terus menerus memperkuat kapasitas fiskal karena itu menentukan keberlanjutan sebuah negara.
Ia menyebutkan, semua negara maju memiliki kapasitas fiskal yang kuat yakni di atas 20 persen produk domestik bruto (PDB).
"Indonesia memiliki rentang wilayah laut dan daratan yang luas dengan penduduk besar namun belum dibarengi dengan dengan kapasitas fiskal yang memadai. Jangan sampai Indonesia menjadi raksasa baik hati tetapi berkaki pincang," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.