Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno juga termasuk salah satu nama yang digadang-gadang bakal maju dalam pemilihan presiden 2024.
Kanal Youtube pun gencar digunakan Sandiaga sebagai medium komunikasi. Dalam channel SandiUnoTV, Sandiaga membagikan berbagai kegiatannya selama menjadi menteri.
Baca juga: Pertemuan dengan Prabowo dan Cara Sandiaga Meredam Konflik Setelah Didukung Ulama
Selain itu, Sandiaga juga tampak mulai melakukan pendekatan ke generasi muda dengan membuat video bincang-bincang bersama para artis muda.
Channel Youtube itu kini sudah mendapat 707.000 subscribers dengan total views 39,490,052.
Terkait kemunculan para "youtuber" ini, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menilai, pada dasarnya langkah Anies hingga Ganjar bisa dikatakan sebagai upaya komunikasi elite pemerintah ke publik.
Namun, fenomena ini juga tak bisa lepas dari upaya mempersiapkan diri jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Menurut Adi, YouTube dan media sosial kini menjadi media bagi para tokoh untuk mempertahankan eksistensi di tengah masyarakat.
"Ini tentu adalah bagian dari upaya meneguhkan eksistensi, meneguhkan supaya elite-elite itu tetap menjadi spotlight, pembicaraan di level warganet, di level media digital, dan tentu saja diupayakan sebagai jalan panjang untuk menuju (Pilpres) 2024," kata Adi kepada Kompas.com, Kamis (23/12/2021).
Baca juga: Didukung Ijtima Ulama untuk Pilpres 2024, Sandiaga Uno: Sekarang Saya Fokusnya di Parekraf
Adi menilai, eksistensi dibutuhkan para elite untuk tetap mendapat perhatian publik. Terlebih bagi Anies yang pada tahun depan tak lagi duduk di kursi Gubernur DKI.
Seiring dengan berkembangnya teknologi, tak dapat dihindari bahwa mempertahankan eksistensi kini menjadi kian mudah melalui dunia digital.
Tak hanya itu, lanjut Adi, eksis di YouTube juga menjadi salah satu upaya para tokoh untuk mendapatkan suara pemilih muda yang jumlahnya sangat besar.
Adi mengatakan, jumlah pemilih milenial di Pemilu 2024 akan bertambah signifikan sehingga total pemilih mencapai 55 persen.
"Jadi wajar kalau aktif di YouTube, aktif di medsos itu bagian dari upaya menyasar segmentasi kelompok milenial ini," kata Adi.
"Tentu dengan konten-konten yang kreatif, tidak mendikte, dalam banyak hal menarasikan hal-hal yang masuk ke dunia mereka, kelompok milenial," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.