Menurut Ma'ruf, NU ke depan harus menata langkah agar kiprahnya terus berkibar di tingkat nasional maupun global, khususnya untuk kemaslahatan umat.
"Yang harus kita lakukan adalah menata ulang langkah-langkah perbaikan yang kita lakukan. Gerakan-gerakan harus kita perbaiki, kita sesuaikan agar apa yang kita lakukan benar-benar mengarah kepada islakh (perbaikan)," kata Ma'ruf.
Ma'ruf menyampaikan, langkah perbaikan dapat dilakukan oleh NU dengan berperan di dalam sektor-sektor kehidupan masyarakat.
Baca juga: Penutupan Muktamar ke-34, M Nuh: Kepemimpinan yang Baru Akan Siapkan Road Map NU 25 Tahun ke Depan
"Baik masalah keagamaan, kemasyarakatan, ekonomi, sosial, budaya, politik, untuk kita perbaiki supaya membawa kemaslahatan bukan hanya di dunia tapi maslahat di akhirat," ucap Ma’ruf.
Mantan Rais Aam PBNU itu berharap, hasil muktamar dapat dijalankan dengan baik dan disikapi dengan kompak oleh seluruh warga NU.
Ia juga berpesan agar momentum muktamar dapat dijadikan sebagai wadah untuk memperbaiki diri dan merumuskan langkah-langkah NU ke depan dalam membangun bangsa bersama pemerintah.
"NU tidak boleh mengalami situasi sehingga terjadinya perpecahan, permusuhan, ketidakkompakan, sehingga membuat NU menjadi lemah," ujar dia.
Saat menyampaikan pidato dalam acara penutupan Muktamar ke-34 NU, Yahya menyampaikan dua agenda besar PBNU di masa yang akan datang.
"Yang pertama adalah agenda membangun kemandirian warga dan yang kedua adalah meningkatkan peran dalam pergulatan Nahdlatul Ulama untuk mendukung perdamaian dunia," kata Yahya.
Menurut Yahya, NU telah memiliki rintisan-rintisan yang sangat kuat dan berharga dalam dua agenda tersebut.
Baca juga: Terpilih Lagi Jadi Rais Aam NU, Ini Profil Miftachul Akhyar
Selanjutnya, yang diperlukan adalah bagaimana menjahit berbagai macam inisiatif yang sudah dilakukan dalam pengembangan ekonomi rakyat, pemajuan pendidikan, pengembangan layanan kesehatan, dan lainnya menjadi satu agenda nasional.
Sementara, dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia, Yahya mengklaim, NU telah berhasil melakukan berbagai inisiatif yang diapresiasi oleh masyarakat internasional.
Langkah berikutnya adalah bagaimana melakukan akselerasi lebih jauh sekaligus melakukan sinergi dengan inisiatif-inisiatif pemerintah.
"Karena apabila kita melihat lanskap dinamika internasional hari ini tidak ada yang memiliki posisi paling tepat untuk berkontribusi bagi perdamaian dunia lebih dari negara kesatuan Republik Indonesia," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.