Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Giring Sindir Sosok Pemolitisasi Agama hingga Figur yang Dipecat Jokowi, Siapa yang Dimaksud?

Kompas.com - 23/12/2021, 20:11 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha lagi-lagi menuai sorotan.

Dalam acara puncak HUT ke-7 PSI yang digelar Rabu (22/12/2021), Giring mengungkapkan kekhawatirannya atas sosok pengganti Presiden Joko Widodo.

Ia khawatir calon presiden yang memenangi Pilpres 2024 adalah figur yang punya rekam jejak mempolitisasi agama.

Giring juga menyindir sosok yang pernah dipecat oleh Jokowi. Bahkan, ia menyebut sosok itu sebagai pembohong.

Baca juga: Di Depan Jokowi, Giring Sesumbar PSI Bakal Jadi Oposisi jika Capres yang Politisasi Agama Terpilih

"Kemajuan kita akan terancam jika kelak orang yang menggantikan Pak Jokowi adalah sosok yang mempunyai rekam jejak menggunakan isu SARA dan menghalalkan segala cara untuk menang dalam Pilkada,” kata Giring di hadapan Jokowi dan para kader PSI.

“Indonesia akan suram jika yang terpilih kelak adalah seorang pembohong dan juga pernah dipecat oleh Pak Jokowi karena tidak becus bekerja,” tambahnya.

Giring mengaku, PSI tak akan berkompromi dengan orang yang menghalalkan segala cara, termasuk memperalat agama, bergandeng tangan dengan kelompok intoleran, dan menggunakan ayat untuk menjatuhkan lawan politik.

Baca juga: Giring PSI: Indonesia Suram jika Presidennya Orang Pecatan Jokowi

Meski tak menyebut secara lugas siapa yang dimaksud, namun Giring sesumbar partainya siap menjadi oposisi jika figur itu terpilih menjadi presiden.

“Tapi, Pak, bila kelak, amit-amit, skenario buruk terjadi dan kandidat yang punya rekam jejak politisasi agama menang Pilpres, Pak, PSI siap menjadi oposisi sebagaimana yang telah kami buktikan di Jakarta hari ini,” kata Giring bersemangat.

Siapakah sosok yang disentil Giring?

Dikonfirmasi lebih lanjut, Ketua DPP PSI Isyana Bagoes Oka enggan menyebutkan figur yang Giring singgung. Ia menyerahkan hal itu pada penafsiran publik.

"Kami kembalikan lagi kepada publik untuk menafsirkan sendiri siapa yang dimaksud. Kalau ada yang merasa, kita kan tidak bisa larang," kata Isyana kepada Kompas.com, Kamis (23/12/2021).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) menghadiri perayaan Natal 'Christmas in Jakarta' di Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta, Senin (20/12/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar acara 'Christmas in Jakarta' dengan tema Harmony with History dalam rangka menyambut perayaan Natal 2021 dengan pertunjukan video mapping bernuansa Natal yang menyorot ke Gedung Museum Sejarah Jakarta.ANTARA FOTO/INDRIANTO EKO SUWARS Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) menghadiri perayaan Natal 'Christmas in Jakarta' di Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta, Senin (20/12/2021). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar acara 'Christmas in Jakarta' dengan tema Harmony with History dalam rangka menyambut perayaan Natal 2021 dengan pertunjukan video mapping bernuansa Natal yang menyorot ke Gedung Museum Sejarah Jakarta.

Namun demikian, menurut Isyana, pernyataan Giring itu disampaikan lantaran PSI tidak ingin persatuan Indonesia terkoyak.

Sebab, saat ini, banyak orang menghalalkan segala cara dalam berpolitik. Banyak yang ingin berkuasa meski tak peduli merusak hubungan satu sama lain.

"Itulah sebabnya Bro Giring dalam pidatonya menegaskan bahwa Indonesia akan terancam jika kelak pengganti Pak Jokowi adalah sosok yang punya rekam jejak menggunakan isu SARA, bergandeng tangan dengan kelompok intoleran dan menghalalkan segala cara untuk menang dalam Pilkada," ucap Isyana.

Baca juga: Puja-puji Giring PSI untuk Jokowi dan Ambisi Jadi Capres pada 2024

"Untuk itu, seluruh pengurus dan kader PSI akan berjuang keras agar yang kelak terpilih menggantikan Pak Jokowi adalah orang yang punya komitmen melanjutkan kerja Pak Jokowi," lanjutnya.

Singgung Anies?

Meski Giring tak lugas menyebutkan sosok yang ia maksud, namun, spekulasi publik tertuju pada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Bagaimana tidak, sejak Anies menjabat, tak terbilang PSI melontarkan kritikan. Beberapa waktu lalu Giring juga sempat menyebut Anies sebagai pembohong, sama dengan istilah yang ia gunakan di HUT ke-7 PSI.

“Jangan sampai Indonesia jatuh ke tangan pembohong, jangan sampai jatuh ke Anies Baswedan. Seorang pemimpin sejati akan berupaya sekeras mungkin untuk menyelamatkan rakyat, menyelamatkan kepentingan yang lebih besar. Seorang pembohong tidak demikian,” kata Giring dalam video yang diunggah akun Twitter PSI, @psi_id, 21 September 2021.

Baca juga: Di Muktamar Ke-34 NU, Said Aqil Klaim Tak Ada Dai dan Pesantren NU yang Terpapar Radikalisme

Dalam pidatonya di HUT ke-7 PSI, Giring juga menyindir sosok yang pernah dipecat oleh Jokowi.

Sebagaimana diketahui, pada pertengahan 2016 silam Jokowi mencopot Anies dari jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Anies lengser setelah lebih kurang 20 bulan menjabat.

Terkait hal ini, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, yakin bahwa Giring sengaja menyindir Anies Baswedan.

Adi mengatakan, sejak lama PSI telah menempatkan diri sebagai oposisi Anies. Oleh karenanya, apa saja yang dilakukan Gubernur DKI itu akan selalu dikritisi.

"Jadi segala hal yang terkait dan berbau Anies Baswedan, PSI pasti melawan, kontra," kata Adi kepada Kompas.com, Kamis (23/12/2021).

"Ya begitu cara berpolitik PSI, memang selalu membikin jarak tegas antara PSI dengan Anies, antara PSI dengan sesuatu yang dianggap radikal, antara sesuatu dengan sesuatu yang dianggap konservatif, itu cara berpolitik PSI dari dulu," lanjutnya.

Menurut Adi, sikap keras PSI ke Anies ini merupakan residu dari Pilkada DKI 2017. Kala itu, PSI menjadi pendukung nomor satu Basuki Tjahja Purnama atau Ahok.

Namun, suara Ahok kalah oleh Anies dan justru terjegal karena isu penistaan agama.

Sikap yang diambil PSI ini, kata Adi, bakal terus berlanjut sampai Pilpres 2024 mendatang.

"Jadi ini memang murni residu pasca Pilkada 2017 di Jakarta di mana PSI setelah itu memang sangat membuka forum terbuka dengan Anies Baswedan, semua kebijakannya dikritik, bahkan Anies selalu di-bully apapun yang terkait dengan Anies," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com