Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahar bin Smith Sindir "Jenderal Baliho" Tak Turun ke Semeru, Ini Penjelasan Pengacara

Kompas.com - 20/12/2021, 13:46 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernyataan Bahar bin Smith kembali jadi sorotan. Dalam sebuah ceramah, ia menyinggung Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman.

Bahar menuding Dudung tak turun tangan memberikan bantuan pada korban erupsi Gunung Semeru. Ia bahkan membandingkan Dudung dengan anggota-anggota Front Pembela Islam (FPI).

Video ceramah Bahar itu viral di media sosial Twitter, salah satunya diunggah akun @sirajapadoha pada 19 Desember 2021.

Dari video, tampak Bahar duduk di kursi di atas panggung disaksikan banyak penonton.

"Mana yang kemarin nurunin balihonya Habib Rizieq? Mana jenderal baliho mana yang kemarin nurunin balihonya Habib Rizieq?" seru Bahar dengan nada tinggi.

Baca juga: Bahar bin Smith Kembali Dilaporkan ke Polisi, Kali Ini Terkait Ujaran Kebencian Berbau SARA

"Yang ngomong bubarkan saja FPI, mana kok enggak kelihatan di Semeru? Mana? Kok enggak kelihatan di Semeru? Kok malah FPI yang ada di sana," tuturnya.

Seruan Bahar itu pun dibalas oleh penonton. Audiens berulang kali meneriakkan nama Dudung.

Bahar juga menyebut bahwa poster Dudung tak tampak di Semeru, kalah dengan baliho bantuan kemanusiaan dari Rizieq Shihab.

"Kok enggak ada poster dia di sana, yang ada kok baliho-baliho Habib Rizieq yang ada di Semeru kemanusiaan bantu masyarakat," ucap Bahar.

Baca juga: Perintahkan Copot Baliho Rizieq Shihab, Siapa Sosok Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman?


Bahar kesal dengan Dudung

Setelah video cermah ini viral, kuasa hukum Bahar, Ichwan Tuankotta, memberikan penjelasan.

Ichwan mengatakan, ceramah itu berlangsung minggu lalu sebelum Dudung datang ke Semeru.

Menurut Ichwan, pernyataan soal Dudung bermula ketika Bahar mendoakan korban Semeru dalam ceramahnya

Dalam kesempatan tersebut, Bahar juga menyampaikan bahwa rakyat Indonesia ibarat satu tubuh. Jika ada sebagian anggota tubuh sakit maka seluruh tubuh akan merasakannya.

"Jadi penderitaan korban Semeru adalah penderitaan kita juga. Mereka yang kehilangan harta bendanya sama seperti kita kehilangan harta benda kita. Mereka yang kehilangan keluarganya sama seperti kita kehilangan keluarga kita," kata Ichwan kepada Kompas.com, Senin (20/12/2021).

Dengan analogi demikian, Bahar merasa kecewa karena Dudung tak tampak memberikan bantuan ke korban erupsi Semeru saat awal musibah itu terjadi.

Baca juga: Dulu Golkan Angka 20 Persen Demi SBY, Kini Demokrat Minta Presidential Threshold 0 Persen

Padahal, sewaktu menjabat sebagai Panglima Kodam (Pangdam) dahulu, Dudung gerak cepat menurunkan baliho-baliho Habib Rizieq.

"Waktu awal musibah semeru, FPI yang dulunya Dudung mengatakan bubarkan saja, dan turun langsung menurunkan baliho Habib Rizieq waktu menjabat Pangdam, justru malah dia yang berkata bubarkan FPI tidak kelihatan di Semeru," kata Ichwan.

"Dan justru relawan-relawan FPI-lah yang terlihat membantu, mengevakuasi, dan menyalurkan bantuan kepada masyarakat," lanjutnya.

Baca juga: Epidemiolog Duga Omicron Tak Hanya Ada di Jakarta: Bali Pasti Sudah Bocor

Berkaca dari hal ini, Bahar menilai bahwa Dudung begitu bernafsu membubarkan FPI, tetapi tidak dengan memberikan bantuan ke korban bencana alam.

"Maksudnya, dari penilaian Habib Bahar, Dudung yang bernafsu ingin membubarkan FPI tidak tampak pada saat itu di Semeru, justru FPI yang ia bubarkan waktu itu, malah FPI yang tampak turun langsung ke tempat kejadian," terang Ichwan.

Namun demikian, menurut Ichwan, dalam ceramahnya Bahar tak hanya menyinggung Dudung, tetapi juga orang-orang yang membenci FPI yang tak tampak memberi bantuan ke korban erupsi Semeru.

Dudung ke Semeru

Sementara itu, berdasar catatan Kompas.com, Dudung mendatangi korban erupsi Gunung Semeru pada 13 Desember 2021. Adapun Gunung Semeru mengalami erupsi pada 4 Desember.

Saat berkunjung ke Semeru, Dudung menyatakan siap membantu Pemerintah Kabupaten Lumajang yang berencana merelokasi rumah warga terdampak erupsi.

Dalam kunjungan itu Dudung menyempatkan diri meninjau Posko Utama Satgas Tanggap Darurat Bencana.

Dudung juga mengunjungi posko lapangan untuk meninjau dapur lapangan dan tempat pengungsian.

Ia juga menyerahkan bantuan paket sembako, selimut, perlengkapan mandi, hingga paket makan siang kepada warga.

Baca juga: Kemenaker Sayangkan Keputusan Gubernur Anies Baswedan Naikkan UMP DKI Jadi 5,1 Persen

Dilaporkan ke polisi

Bahar bin Smith harus kembali berurusan dengan hukum.

Kali ini, ia dilaporkan atas dugaan kasus penyebaran ujaran kebencian terhadap individu atau kelompok berdasarkan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan membenarkan soal pelaporan pemuka agama itu ke Polda Metro Jaya.

"Ya benar, ada laporannya. Terkait hal yang bersifat SARA," ujar Zulpan saat dikonfirmasi, Senin (20/12/2021).

Baca juga: Klaim Gerindra Bukan Partai Oligarki, Dasco: Partai Lain Bapaknya Ketum, Anaknya Langsung Dikarbit

 

Namun, Zulpan belum menjelaskan secara terperinci ujaran kebencian yang dilakukan oleh Bahar, sampai akhirnya dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Dia hanya menegaskan bahwa laporan tersebut sudah diterima dan sedang didalami oleh penyidik.

Laporan tersebut masuk ke SPKT Polda Metro Jaya pada Jumat (17/12/2021) dan telah teregistrasi dengan nomor LP/B/6354/XII/2021/SPKT/Polda Metro Jaya.

Dalam laporan itu, Bahar dikenakan pelanggaran Pasal 28 ayat 2 JO Pasal 45A Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), dan atau Pasal 14 dan 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com