JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan agar industri halal dapat ditingkatkan guna mewujudkan Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia.
Menurut dia, persaingan produk halal pada saat ini tidak bisa dihindarkan, seiring dengan meningkatnya konsumen produk halal yang membuat produk tersebut tak hanya diproduksi oleh negara mayoritas berpenduduk muslim saja.
"Seiring dengan peningkatan pasar konsumen produk halal, persaingan produsen produk halal tidak dapat dihindarkan. Produk halal tidak hanya diproduksi oleh negara-negara muslim, tetapi juga banyak diproduksi oleh negara-negara non-muslim," kata Ma'ruf dalam acara Indonesia Halal Industry Award 2021, Jumat (17/12/2021).
Ma'ruf menuturkan, negara-negara non-muslim yang memproduksi produk halal antara lain Thailand, Australia, Amerika Serikat, Brazil, China, Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan.
Baca juga: Banyak Salah Paham, Wamenag Tegaskan Wisata Halal Tidak Gerus Kearifan Lokal
"Korea Selatan itu semua aktif untuk mempromosikan, mendorong produk-produk halalnya, menterinya, gubernurnya, semua karena mereka menginginkan produknya menguasai pasar dunia," kata Ma'ruf.
Ma'ruf mengatakan, pasar industri halal dunia sangat besar dan terus berkembang, tak lepas dari meningkatnya jumlah penduduk muslim dunia, ekonomi negara-negara muslim, serta pengarusutamaan gaya hidup halal.
Namun, menurut dia, produk halal sesungguhnya memiliki keunggulan di luar perintah agama, misalnya terkait kebersihan dan kesehatan sehingga memberi ketenangan bagi konsumennya.
"Hal ini menjadikan produk halal, seperti makanan, minuman, pakaian, obat-obatan, semakin diminati oleh beragam kalangan masyarakat, di luar agama dan kepercayaannya, hingga berkembang menjadi bagian dari gaya hidup dan menjadi tren kompetisi perdagangan global," ujar Ma'ruf.
Ia pun menyampaikan tiga hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah dan kualitas produk halal Indonesia.
Baca juga: Resmikan UI Halal Center, Wapres Sebut Perguruan Tinggi Berperan Majukan Industri Halal
Pertama, meningkatkan kapasitas produksi produk halal, termasuk melalui pembentukan kawasan industri halal, pembentukan zona-zona halal, dan percepatan proses sertifikasi halal.
Kedua, penguatan UMKM industri halal melalui pemanfaatan teknologi digital, peningkatan kemampuan daya saing, perluasan akses pasar, dan kemudahan akses permodalan.
"Ketiga, peningkatan kualitas SDM berbasis ekonomi dan keuangan syariah serta peningkatan literasi masyarakat terhadap produk halal," kata Ma'ruf.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.