Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPR Mengadu ke Kepala BNPB karena Tak Ditanggapi Saat Melaporkan Bencana di Dapilnya

Kompas.com - 13/12/2021, 17:04 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi VIII DPR Samsu Niang dan Paryono mengadu kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto karena merasa diabaikan saat melaporkan bencana di daerah pemilihannya (dapil).

Samsu mengatakan, ia pernah melaporkan kejadian bencana banjir di Sulawesi Selatan kepada staf BNPB tetapi tidak mendapatkan respons.

"Kemarin di Sulawesi Selatan juga pas di daerah pemilihan saya itu banjir, Pak, dan itu viral. Kami sudah berusaha juga untuk hubungi staf Bapak itu tapi tidak ada respons, tidak usah saya sebut namanya," kata Samsu dalam rapat Komisi VIII DPR dengan BNPB, Senin (13/12/2021).

Politikus PDI-P itu mengatakan, bencana banjir itu sesungguhnya ramai diberitakan oleh media massa tetapi ia menyebut tidak ada jajaran BNPB yang hadir di lokasi.

Baca juga: BNPB Sudah Lapor ke Jokowi Terkait Penyiapan Lahan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Semeru

Karena itulah Samsu meminta agar BNPB lebih responsif saat dihubungi oleh para anggota dewan selaku wakil rakyat.

"Tentu kita sebagai anggota DPR, 'wah ini Pak Samsu Niang betul-betul anggota DPR memperjuangakan daerah pemilihannya', ini dikontak-kontak di Jakarta enggak ada yang nyambung," ujar dia.

Rekan separtai Samsu, Paryono, juga mengungkapkan kritik yang sama. Ia khawatir, jika anggota dewan saja tidak direspons, maka hal serupa dapat terjadi bai masyarakat.

"Anggota Komisi VIII saja tidak direspons, apalagi kalau itu rakyat," ujar dia.

Ia pun mengingatkan bahwa Komisi VIII dan BNPB merupakan mitra.

Ia mendorong Suharyanto untuk membenahi cara kerja BNPB dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat yang terdampak bencana.

Baca juga: Soroti Biaya Karantina, Komisi VIII: Jangan Sampai Ada Tuduhan Bisnisnya BNPB

Menanggapi kritik dari Samsu dan Paryono, Suharyanto pun menyampaikan permohonan maaf dan berjanji untuk memperbaiki komunikasi antara BNPB dan Komisi VIII.

"Saya sebagai kepalanya mohon maaf, nanti kami akan perbaiki ini masalah komunikasi, jangan sampai lagi ada dari anggota komisi itu yang telepon tapi tidak direspons," kata Suharyanto.

Suharyanto menegaskan, tidak ada niat dari BNPB untuk mengecilkan Komisi VIII DPR.

Ia menyebut, jajaran eselon I BNPB pun memahami bahwa Komisi VIII DPR merupakan mitra BNPB di parlemen.

"Mungkin kalau anggota kami ya karena keterbatasan pemahaman dan ilmu sehingga apa yang dirasakan oleh Pak Samsu Niang ini bisa terjadi, mudah-mudahan ke depan tidak terjadi lagi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB Klaim Kian Banyak Relawan Dorong Kiai Marzuki di Pilkada Jatim

PKB Klaim Kian Banyak Relawan Dorong Kiai Marzuki di Pilkada Jatim

Nasional
Menpora Ungkap Pertemuan Prabowo-Ridwan Kamil Bahas Pilkada Jabar

Menpora Ungkap Pertemuan Prabowo-Ridwan Kamil Bahas Pilkada Jabar

Nasional
Anggota DPR Minta Pemerintah Jelaskan Detail Izin Usaha Tambang Ormas

Anggota DPR Minta Pemerintah Jelaskan Detail Izin Usaha Tambang Ormas

Nasional
Akui Tapera Banyak Dikritik, Menteri PUPR: Kita Ikuti Saja Prosesnya

Akui Tapera Banyak Dikritik, Menteri PUPR: Kita Ikuti Saja Prosesnya

Nasional
Hasto Beri Sinyal PDI-P Bakal Lawan Calon Didukung Jokowi di Pilkada 2024

Hasto Beri Sinyal PDI-P Bakal Lawan Calon Didukung Jokowi di Pilkada 2024

Nasional
Terima SK, Khofifah-Emil Dardak Resmi Didukung PAN di Pilkada Jatim 2024

Terima SK, Khofifah-Emil Dardak Resmi Didukung PAN di Pilkada Jatim 2024

Nasional
PKB Utus Dua Elitenya Bertanding Tingkatkan Elektabilitas untuk Diusung di Pilkada Jabar

PKB Utus Dua Elitenya Bertanding Tingkatkan Elektabilitas untuk Diusung di Pilkada Jabar

Nasional
Berseloroh Saat Buka Kotak Suara di Sidang MK, Saldi Isra: Jarang-jarang Ini, Kejadian Langka

Berseloroh Saat Buka Kotak Suara di Sidang MK, Saldi Isra: Jarang-jarang Ini, Kejadian Langka

Nasional
Minta Perkara TPPU Dipercepat, SYL: Umur Sudah 70 Tahun, Makin Kurus

Minta Perkara TPPU Dipercepat, SYL: Umur Sudah 70 Tahun, Makin Kurus

Nasional
Kata Zulhas, Jokowi Larang Kaesang Maju Pilkada Jakarta meski Ada Putusan MA

Kata Zulhas, Jokowi Larang Kaesang Maju Pilkada Jakarta meski Ada Putusan MA

Nasional
Soal Wacana Maju Pilkada Jakarta, PSI: Tergantung Mas Kaesang dan KIM

Soal Wacana Maju Pilkada Jakarta, PSI: Tergantung Mas Kaesang dan KIM

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh di Luar Tahanan, KPK Sebut Sudah Antisipasi Bukti dan Saksi

Hakim Agung Gazalba Saleh di Luar Tahanan, KPK Sebut Sudah Antisipasi Bukti dan Saksi

Nasional
PDI-P Pertimbangkan 3 Menteri Jokowi untuk Pilkada Jakarta: Pramono Anung, Azwar Anas, dan Basuki Hadimuljono

PDI-P Pertimbangkan 3 Menteri Jokowi untuk Pilkada Jakarta: Pramono Anung, Azwar Anas, dan Basuki Hadimuljono

Nasional
Soal Komposisi Gugus Tugas Sinkronisasi, Demokrat: Itu Hak Prabowo sebagai Presiden Terpilih

Soal Komposisi Gugus Tugas Sinkronisasi, Demokrat: Itu Hak Prabowo sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Surati Kabareskrim, FKMS Minta Kasus Dugaan Ijazah Palsu Bupati Ponorogo Dituntaskan

Surati Kabareskrim, FKMS Minta Kasus Dugaan Ijazah Palsu Bupati Ponorogo Dituntaskan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com