Di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat banjir bahkan merendam permukiman warga hingga beberapa pekan.
Banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia ini tak hanya merendam rumah warga, fasilitas umum dan kantor pemerintahan, namun juga merendam perkebunan dan lahan pertanian.
Tak hanya harta benda, bencana alam ini juga merenggut korban jiwa.
Cuaca ekstrem yang menyebabkan curah hujan tinggi dituding sebagai biang keladi dari terjadinya bencana alam ini.
Menurut sejumlah ahli, salah satu penyebab banjir bandang adalah meluapnya aliran sungai karena curah hujan yang cukup signifikan.
Curah hujan yang signifikan ini dipicu oleh berbagai kondisi atmosfer.
Merujuk laporan BNPB, banjir menjadi bencana alam yang paling banyak terjadi. Hingga akhir November 2021 saja sudah seribu lebih angkanya.
Kemudian disusul puting beliung dan tanah longsor. Gelombang pasang, abrasi dan kekeringan juga mewarnai bencana yang menimpa negeri ini.
Jutaan orang menjadi korban akibat maraknya bencana alam dan harus menjadi pengungsi.
Belasan ribu orang mengalami luka-luka, ratusan orang meninggal dunia dan puluhan orang dinyatakan hilang.
Bencana alam juga menghancurkan permukiman, fasilitas pendidikan, kesehatan, perkantoran hingga jembatan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi selama beberapa hari ke depan.
Hampir semua wilayah di tanah air diprediksi berpotensi alami curah hujan tinggi yang bisa menyebabkan banjir.
Selain faktor alam, kerusakan lingkungan dituding jadi penyebab maraknya bencana alam.
Penambangan dan masifnya pembukaan lahan untuk perkebunan dianggap menjadi biang dari terjadinya bencana alam, khususnya longsor dan banjir bandang.
Jadi berbagai bencana alam yang terjadi belakangan ini murni karena faktor alam atau salah kebijakan?
Saksikan pembahasannya dalam talkshow Satu Meja The Forum, Rabu (8/12/2021), yang disiarkan langsung di Kompas TV mulai pukul 20.00 WIB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.