KOMPAS.com – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, seluruh negara diimbau terus melakukan tiga langkah antisipatif sembari menunggu penelitian lebih lanjut terhadap varian baru Covid-19, yaitu Omicron.
Pasalnya, dari data yang ada, belum dapat disimpulkan apakah varian Omicron lebih menular atau lebih parah dari varian sebelumnya, Delta.
“Tiga langkah antisipasi tersebut adalah pengetatan protokol kesehatan (prokes), peningkatan testing dan tracing, dan percepatan vaksinasi,” ujar Retno seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (7/12/2021).
Untuk prokes yang dimaksud berupa 6M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama.
Baca juga: Dinas Kesehatan Sulawesi Utara Sebut Warga Mulai Abai Prokes
Pernyataan tersebut Retno sampaikan saat memimpin pertemuan virtual COVAX Advance Market Commitment Engagement Group (AMC EG) Ketujuh, Selasa (7/12/2021).
Dalam kesempatan itu, ia turut mendorong percepatan vaksinasi Covid-19 global agar dapat memenuhi target vaksinasi yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia atau WHO pada akhir 2021.
Terlebih, kata Retno, saat ini waktu yang tersisa untuk pemenuhan target vaksinasi hingga akhir 2021 kurang dari empat minggu. Ditambah lagi dengan ancaman varian baru, Omricon.
"Hal ini mengingatkan kami tentang bahayanya menunda kesetaraan vaksin dan pentingnya peningkatan upaya untuk mewujudkan kesetaraan vaksin bagi semua," imbuhnya.
Baca juga: Corona Varian Omicron Menyebar, Ketimpangan Vaksin di Afrika Jadi Sorotan
WHO sendiri menargetkan setiap negara untuk melaksanakan vaksinasi Covod-19 sebanyak 40 persen pada akhir 2021.
Namun, hingga saat ini, masih banyak negara berkembang yang belum mendapatkan vaksin sehingga target tersebut pun belum dapat tercapai.
Pada pertemuan tersebut juga dibahas tentang perkembangan Omicron yang telah terdeteksi di 45 negara.
Meskipun sebagian besar kasus berasal dari mereka yang kembali dari perjalanan, tetapi terdapat beberapa negara yang mengalami transmisi lokal. Hal ini pun berpotensi membentuk klaster Omicron lokal.
Baca juga: Sebelum Batalkan PPKM Level 3, Pemerintah Sudah Pertimbangkan Penyebaran Omicron
"Meski demikian, hingga saat ini WHO belum menerima laporan tentang adanya kasus kematian akibat varian Omicron," kata Retno.
Pada kesempatan yang sama, Sekretariat COVAX menyampaikan bahwa pihaknya telah menghimpun dana sebesar 10,9 miliar dollar AS.
Dana COVAX tersebut diketahui telah melebih target semula, yakni 9,3 miliar dollar AS.
Terkait vaksinasi Covid-19, dari total target 950 juta dosis vaksin untuk 2021, COVAX telah mendistribusikan sebanyak 611 juta dosis ke 144 negara.
Baca juga: Capaian Vaksinasi Covid-19 Dosis Pertama di Kota Bekasi Capai 75,55 Persen
Adapun Indonesia telah menerima 45.224.550 dosis vaksin hingga Senin (6/12/2021) dari COVAX Facility.
Tulisan ini telah tayang sebelumnya dengan judul "Penuhi Target Akhir Tahun WHO, Menlu Dorong Percepatan Vaksinasi Covid-19".
Penulis: Deti Mega Purnamasari | Editor: Diamanty Meiliana
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.