JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah kembali mengumumkan perkembangan kasus harian dan kasus kematian dari Covid-19.
Berdasarkan data dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 hingga Jumat (3/12/2021) pukul 12.00 WIB, menunjukkan, ada penambahan 245 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan tersebut menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 4.257.243 terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Informasi ini disampaikan Satgas Penanganan Covid-19 kepada wartawan pada Jumat sore. Data juga bisa diakses publik melalui situs Covid19.go.id.
Kasus baru positif Covid-19 tersebar di 23 provinsi dan tercatat 11 provinsi yang tidak mengalami penambahan kasus baru Covid-19, yaitu Jambi, Bengkulu, Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara dan Papua.
Selanjutnya, terdapat lima provinsi dengan penambahan kasus baru tertinggi. Kelima provinsi itu, yakni DKI Jakarta (42kasus baru), Jawa Barat (30 kasus baru).
Lalu, Nusa Tenggara Timur (27 kasus baru), DI Yogyakarta (25 kasus baru) dan Jawa Tengah (23 kasus baru).
Data yang sama menunjukkan bahwa ada penambahan kasus sembuh. Dalam sehari, jumlahnya bertambah 328.
Dengan demikian, jumlah kasus sembuh di Indonesia hingga saat ini mencapai 4.105.680.
Akan tetapi, jumlah kasus kematian setelah terpapar Covid-19 juga terus bertambah. Pada periode 2-3 Desember 2021, ada 8 kasus kematian.
Sehingga, kasus kematian dari Covid-19 kini mencapai 143.858.
Selain itu, pemerintah juga tercatat memeriksa 283.063 spesimen terkait Covid-19 dari 194.099 orang dalam 24 jam terakhir.
Jumlah spesimen itu didapatkan dari 52.272 spesimen tes swab polymerase chain reaction (PCR) serta 230.659 spesimen tes rapid antigen dan 132 spesimen tes cepat molekuler (TCM).
Maka, total pemeriksaan spesimen Covid-19 hingga Jumat (3/12/2021), tercatat berjumlah 55.321.140.
Dengan jumlah tersebut, maka total orang yang sudah diperiksa spesimennya terkait Covid-19 adalah sebanyak 37.079.997 orang.
Data Satgas Covid-19 menunjukkan, 194.099 orang yang diambil sampelnya untuk pemeriksaan spesimen terdiri dari real time swab test PCR dari 30.106 orang dan 131 orang menggunakan TCM.
Selanjutnya, ada 163.862 orang yang diambil sampelnya menggunakan tes antigen.
Baca juga: Jokowi: 17 Kabupaten/Kota Alami Kenaikan Kasus Covid-19, Segera Antisipasi
Hasilnya, sebanyak 245 orang diketahui positif virus corona. Jumlah itu didapatkan dari 194 hasil swab PCR, 10 dari TCM dan 41 dari antigen.
Berdasarkan hasil tersebut maka positivity rate Covid-19 harian adalah 0,13 persen.
Namun, jika tanpa menggunakan hasil positif dari tes antigen, yaitu hanya menghitung dari metode swab PCR dan TCM, maka positivity rate menunjukkan angka lebih tinggi, yaitu 0,67 persen.
Satgas juga melaporkan saat ini tercatat ada 7.705 kasus aktif Covid-19.
Kasus aktif adalah pasien yang masih terkonfirmasi positif virus corona, dan menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri.
Selain itu, pemerintah juga mencatat bahwa kini terdapat 5.445 orang yang berstatus suspek.
Sedangkan, hingga Jumat, pemerintah mencatat hampir 100 juta orang Indonesia telah divaksin penuh dua dosis.
Data menunjukkan, ada sebanyak 98.046.834 orang yang sudah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 dosis kedua atau 47,08 persen dari total target sasaran.
Sementara itu, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis pertama, yakni sebanyak 141.503.092 orang atau 67,94 persen.
Pemerintah telah menetapkan sasaran vaksinasi 208.265.720 orang.
Sasaran vaksinasi itu terdiri atas tenaga kesehatan, lanjut usia petugas publik, masyarakat rentan, dan masyarakat umum termasuk anak-anak usia 12-17 tahun.
Adapun sasaran untuk tenaga kesehatan, yakni sebanyak 1.468.764 orang.
Hingga saat ini, sebanyak 2.040.217 (138,91 persen) orang tenaga kesehatan sudah divaksinasi dosis pertama dan 1.943.880 (132,35 persen) orang telah disuntik dosis kedua.
Kemudian, sasaran untuk petugas publik sebanyak 17.327.167 orang.
Baca juga: Kemenkes: Kasus Covid-19 dari Varian Omicron Masih Bisa Dideteksi PCR
Hingga saat ini, sebanyak 24.003.976 (138,53 persen) orang petugas publik sudah divaksinasi dosis pertama dan 21.011.174 (121,26 persen) orang telah disuntik vaksin dosis kedua.
Angka ini di antaranya termasuk 2.662.330 guru dan tenaga pendidik yang telah mendapatkan vaksin dosis pertama dan 2.350.559 orang mendapatkan vaksin dosis kedua.
Lalu, sasaran vaksinasi untuk lansia sebanyak 21.553.118 orang.
Adapun hingga saat ini, sebanyak 11.713.218 (54,35 persen) orang lansia yang divaksinasi dosis pertama dan 7.562.701 (35,09) persen) orang disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua.
Berikutnya, target masyarakat rentan dan umum penerima vaksin, yaitu 141.211.181 orang.
Sebanyak 82.096.625 (58,14 persen) orang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan 51.586.486(36,53 persen) orang mendapatkan vaksinasi dosis kedua.
Terakhir, target kelompok usia 12-17 tahun sebanyak 26.705.490 orang.
Sebanyak 20.379.148 (76,31 persen) orang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan 14.778.311 (55,34 persen) orang mendapatkan dosis kedua.
Adapula vaksinasi Covid-19 yang diberikan melalui skema Gotong Royong.
Saat ini sebanyak 1.260.726 (8.40 persen) orang telah menerima vaksin dosis pertama dan 1.162.458 (7,75 persen) orang menerima vaksin dosis kedua lewat skema ini.
Vaksinasi Covid-19 diberikan dua dosis dan penyuntikannya dilakukan sebanyak dua kali dalam waktu tertentu.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengatakan, ada 17 kabupaten/kota di delapan provinsi yang mengalami kenaikan kasus Covid-19 selama dua hingga tiga pekan terakhir.
Meski kenaikan tercatat dalam jumlah relatif sedikit, Jokowi meminta segera ada antisipasi dari pemerintah daerah.
"Hati-hati 17 kabupaten/kota di 8 provinsi yang mengalami naik selama 2-3 minggu terakhir ini. Naik sedikit saja segera antisipasi," ujar Jokowi saat memberikan arahan kepada para Kepala Satuan Kerja di Badung, Bali, yang disiarkan secara virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (3/12/2021).
"Walaupun masih hitungan puluhan per minggu tapi tetap harus segera diantisipasi," ucap dia.
Kepala Negara mengingatkan, kenaikan kasus Covid-19 bisa berdampak luas, antara lain terhadap keamanan, politik, dan ketertiban masyarakat.
Selain itu, dia meminta agar pelaksanaan testing dan tracing semakin diperkuat.
"Sehingga ketemu segera isolasi, ketemu segera dikarantina," ucap dia.
Jokowi juga menyinggung strategi penanganan pandemi Covid-19 di Tanah Air yang selalu berubah, terutama dalam menerapkan kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat.
Pada awalnya, pemerintah menerapkan strategi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Selanjutnya, kebijakan berubah menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.
"Lalu berubah PPKM darurat, berubah lagi menjadi PPKM level 1 sampai level 4. Banyak yang bertanya ini kok pemerintah ini kayak bingung berubah-ubah. Lha wong penyakitnya, virusnya juga berubah-ubah kok. Bermutasi," kata Jokowi.
"Kalau strategi kita tetap ya ditinggal sama virusnya kita. Kenapa kita berubah strategi lapangan karena virusnya ini bermutasi, berubah-ubah. Pakai cara ini tidak bisa, pakai cara ini tidak bisa. Selalu berubah," ucap dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.