JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menceritakan salah satu strategi dalam mengatasi lonjakan kasus Covid-19.
Salah satunya dengan memberi ultimatum kepada kapolri untuk bisa memaksimalkan kinerja para kapolda selama pandemi.
Apabila kapolda tak bisa mengendalikan penularan Covid-19, Jokowi menegaskan akan segera menggantinya.
"Pada kesempatan yang baik ini saya ingin sampaikan ucapan terima kasih sebesar besarnya pada jajaran Polri dan TNI yang betul-betul saya liat pelaksanaan di lapangan mati-matian karena juga takut dicopot kalau tidak bisa mengendalikan (Covid-19) di provinsinya, di kotanya, di kabupatennya," ujar Jokowi saat memberikan arahan kepada para Kepala Satuan Kerja di Badung, Bali, yang disiarkan secara virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (3/12/2021)
"Saya sudah titip kepada kapolri, hati-hati kapoldamu, kalau kira-kira (kasus positif) naik terus, saya akan perintah untuk ganti. Ternyata (kasusnya) turun, turun, turun, turun, artinya semua takut dicopot," kata dia.
Baca juga: Sidak ke Terminal BBM di Bali, Jokowi: Bagaimana Stok BBM?
Dia mengungkapkan, pada Juli lalu kasus harian Covid-19 bisa mencapai di atas 56.000 kasus.
Kemudian pada Kamis (2/12/2021) kemarin penambahan kasus harian sebesar 311 kasus.
"Ini sebuah capaian yang luar biasa. Dan tidak semua negara mampu seperti ini," ungkap Jokowi.
"Ini negara besar sekali. Gede banget. Tapi bisa mengendalikan itu. Itu yang kita harus benar-benar bersyukur," kata dia.
Saat ini Indonesia bersama-sama dengan China, India, Jepang, dan Taiwan berhasil masuk ke status Level 1 untuk penularan Covid-19.
Akan tetetapi, Kepala Negara mengingatkan bahwa ancaman Covid-19 belum berakhir.
Baca juga: Jokowi ke Polisi: Lindungi dan Bantu yang Lemah dan Terpinggirkan dalam Hukum...
Jokowi mengingatkan bahaya varian baru B.1.1.529 atau varian Omicron.
"Kita boleh bersyukur, boleh berbangga tapi tetap harus waspada. Hati-hati yang namanya sekarang ancaman gelombang keempat varian Omicron. Tadi pagi saya dapat kabar sudah sampai ke Singapura," ujar dia.
"Utamanya polda-polda.yang berjaga-jaga dengan perbatasan negara-negara lain. Karena yang membawa bisa orang-orang asing, bule-bule, tetapi juga bisa WNI kita sendiri. Utamanya tenaga kerja kita dari luar waktu masuk kembali saat pulang kampung. Hati-hati," kata Jokowi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.