Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agnes Setyowati
Akademisi

Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan, Bogor, Jawa Barat. Meraih gelar doktor Ilmu Susastra dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Aktif sebagai tim redaksi Jurnal Wahana FISIB Universitas Pakuan, Ketua Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Komisariat  Bogor, dan anggota Manassa (Masyarakat Pernaskahan Nusantara). Meminati penelitian di bidang representasi identitas dan kajian budaya.

Hidup Berdampingan dengan Covid-19

Kompas.com - 01/12/2021, 17:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pandemi Covid-19 di Indonesia belum selesai! Tren kasus Covid-19 di Indonesia memang mengalami penurunan secara signifikan dan berada pada level rendah.

Namun, kita masih harus tetap waspada karena situasi belum tentu sudah benar-benar aman.

Pakar Epidemilogi Griffith University, Dicky Budiman menekankan bahwa kondisi penurunan kasus Covid-19 di Indonesia tidak selalu merefleksikan situasi yang ada.

Menurut pantauan WHO, Indonesia masih masuk kategori kelompok transmisi penularan komunitas (Kompas 15/11/2021).

Artinya, penularan Covid-19 masih ada dan kasusnya banyak terjadi di masyarakat yang sebagian besar belum terdeteksi.

Ini hanya akan menjadi fenomena gunung es dan bukan tidak mungkin lonjakan kasus positif akan terjadi.

Masalah lain, program vaksinasi Covid-19 di Indonesia masih belum maksimal karena populasi masyarakat yang telah mendapatkan vaksin penuh baru berjumlah 34,5 persen.

Presentase penerima vaksin penuh tersebut masih jauh untuk mencapai herd immunity, yaitu sebesar 80 persen.

Mutasi virus bergerak cepat, prokes harus ketat

Alasan lain mengapa kita harus waspada adalah mutasi virus yang bergerak cepat. Setelah varian Beta dan Delta, belum lama terindentifikasi varian baru virus SARS-CoV-2 dari Afrika Selatan, yaitu varian B.1.1.529 atau dikenal dengan varian Omicron.

Pada 26 November 2021, WHO menetapkan varian Omicron sebagai salah satu variant of concern (VoC).

Varian tersebut menyebakan terjadinya peningkatan penularan dan angka kematian akibat Covid-19.

Dilansir dari laman resmi WHO, varian Omicron memang belum bisa dikatakan lebih menular dibandingkan varian lain, termasuk varian Delta.

Namun, jumlah kasus positif Covid-19 akibat tertular varian Omicron terus meningkat di Afrika Selatan dan telah menyebar ke beberapa negara seperti Bostwana, Hongkong, Israel, dan negara lain.

Meskipun varian Omicron belum terdeteksi di Indonesia, bukan berarti penularan tidak mungkin terjadi.

Oleh karena itu, selain menutup akses perjalanan internasional yang dilakukan di level negara, penerapan protokol kesehatan di masyarakat harus diperketat untuk mengantisipasi lonjakan kasus.

Sekali lagi kita sepakat bahwa pandemi Covid-19, khususnya di Indonesia, belum selesai meskipun kasusnya sudah menunjukkan pelandaian yang cukup signifikan.

Selain upaya kuratif, optimalisasi upaya preventif yang telah dilakukan selama ini harus terus digalakkan.

Jika terjadi permasalahan kesehatan, maka dampak buruk akan memengaruhi sektor-sektor penting lain seperti ekonomi, politik, sosial-budaya.

Hidup berdampingan dengan Covid-19

Merujuk pada hal ini, salah satu hal yang paling rasional adalah hidup berdampingan dengan Covid-19.

Salah satunya bisa dilakukan melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dikeluarkan melalui Menteri Dalam Negeri No. 1 tahun 202.

Mengapa demikian? PPKM adalah pilihan yang paling masuk akal (meskipun dilematis) karena mempertimbangkan aspek sentral, salah satunya ekonomi.

Sementara Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang difokuskan secara total melawan Covid-19, berisiko tinggi terhadap lemahnya sektor-sektor lain.

Rita Damayanti, Ketua Umum Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI), dalam talkshow virtual memperingati Hari Kesehatan Nasional ke 57 menjelaskan, permasalahan kesehatan akan berdampak buruk bagi perekonomian.

Sementara ekonomi adalah salah satu sumber daya utama masyarakat untuk bertahan hidup. Menurut dia, tidak ada perbaikan ekonomi tanpa memperhatikan kesehatan.

Oleh karena itu, pesan kepada masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan terkait 5M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilisasi, menghindari kerumuman) dan melakukan vaksin harus terus digalakkan.

Saat ini kita dalam situasi hidup berdampingan dengan virus.

Strategi mengoptimalkan kepatuhan prokes

Salah satu urgensi untuk tetap mempertahankan protokol kesehatan di Indonesia adalah karena World Health Organization (WHO) menyoroti peningkatan mobilitas masyarakat yang cukup mencolok di pulau Jawa-Bali, terutama di beberapa tempat seperti stasiun transportasi massal, pusat perbelanjaan, ritel dan tempat wisata.

Mirisnya, masyarakat abai prokes karena tren penurunan kasus Covid-19 di Indonesia yang melandai.

Penurunan kasus memunculkan rasa ‘kepercayaan diri’ masyarakat untuk tidak patuh mengenakan masker.

Selain itu, alasan pemenuhan kebutuhan ekonomi juga menjadi salah satu faktor masyarakat abai terhadap protokol kesehatan.

Belum lagi dalam konteks Indonesia, kepercayaan normatif turut memengaruhi masyarakat untuk mengabaikan regulasi pemerintah.

Namun faktanya, menerapkan protokol kesehatan, budaya hidup sehat, dan melakukan vaksin Covid-19 adalah pekerjaan rumah yang tidak mudah, terutama bagi para petugas promosi kesehatan.

Para petugas perlu pengetahuan yang benar dan valid terkait Covid-19 untuk memengaruhi, bahkan mengubah sikap dan perilaku mereka supaya terus menerapkan protokol kesehatan hingga mau divaksinasi.

Terdapat empat poin utama yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengoptimalisasi penerapan protokol kesehatan melalui strategi perubahan perilaku, yakni melalui edukasi, program rekayasa, empowerment (pemberdayaan), dan law enforcement.

Di sisi edukasi, pesan yang disampaikan ke masyarakat harus bersifat positif, valid dan informatif terutama untuk melawan hoax di media sosial.

Selain itu, pemerintah juga dapat menyelenggarakan kegiatan yang representatif melalui pemanfaatan budaya populer dan bergengsi untuk mengedukasi dan mempromosikan pentingnya penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi.

Libatkan tokoh-tokoh penting, pakar kesehatan, dan tokoh-tokoh idola dalam setiap kegiatan.

Berikutnya, adalah melalui pendekatan budaya dengan melibatkan kader-kader kesehatan, tokoh adat atau masyarakat sebagai agensi dalam kegiatan promosi kesehatan dan upaya penanggulangan Covid-19 di Indonesia.

Karakteristik masyarat Indonesia yang sebagian besar masih dipengaruhi oleh tokoh-tokoh budaya sangat bisa dimanfaatkan sebagai strategi untuk mempersuasi menerapkan protokol kesehatan dan mencegah penularan.

R. Endro Sulistyono et. al (2017) pernah melakukan penelitian terkait peningkatan dan kesadaran serta keperdulian masyarakat terhadap TB (tuberculosis) di Madura.

Hasilnya terdapat peningkatan efikasi diri yang signifikan terhadap kepedulian TB oleh masyarakat karena pengaruh dan intervensi dari kolaborasi tokoh-tokoh budaya seperti kiai, pakar, dan juga tokoh-tokoh adat.

Terakhir melalui strategi enforcement dengan memberlakukan sanksi kepada pegawai pemerintah, swasta, dan masyarakat yang melanggar protokol kesehatan dan menghalangi program vaksinasi nasional.

Contohnya, pemberian sanksi ketika pegawai bepergian pada hari-hari besar yang berpotensi menimbulkan peningkatan kasus Covid-19.

Kemudian sanksi menolak dan menghalangi vaksin yang tercantum dalam Perpres dan Perda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com