JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito belum dapat memastikan apakah booster vaksin atau vaksinasi dosis ketiga efektif untuk mencegah virus corona varian Omicron.
Saat ini, tengah dilakukan penelitian mengenai pembentukan kekebalan antibodi, baik akibat vaksinasi maupun infeksi alamiah.
"Penetapan kebijakan booster masih dalam tahap perumusan, termasuk menunggu hasil sero survei," kata Wiku melalui keterangan tertulis yang dilansir dari laman Covid-19.go.id, Rabu (1/12/2021).
Baca juga: Varian Omicron Menyebar di Sejumlah Negara, PPKM Level 3 Tak Akan Dipercepat
Adapun sero survei dilakukan Kementerian Kesehatan RI bersama kalangan akademisi. Hasil penelitian ini akan dilaporkan sekitar pekan ketiga atau keempat Desember 2021.
Menurut Wiku, sampai saat ini Technical Advisory Group on Virus Evolution World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kemampuan transmisi dan keparahan gejala yang ditimbulkan varian Omicron belum pasti dan perlu diperdalam melalui studi lanjutan.
Selain itu, efektivitas testing dan obat-obatan terhadap varian Omicron juga masih terus dikaji.
"Namun, dikatakan bahwa bukti awal menunjukkan mungkin ada peningkatan risiko tertular kembali untuk orang yang sudah pernah mengalami Covid dibandingkan dengan varian lainnya," ucap dia.
Baca juga: Kemenkes: Percepatan Vaksinasi Harus Dilakukan, apalagi Ada Varian Omicron
Kendati demikian, Wiku mengatakan, informasi terkait virus corona Omicron masih sangat terbatas dan dalam proses penelitian.
Ia pun meminta masyarakat tidak panik menghadapi potensi penularan varian baru ini, tetapi juga tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Mohon untuk seluruh masyarakat dan awak media agar dapat menunggu hasil studi lanjutannya dengan tetap tenang, namun harus berhati-hati," kata dia.
Adapun varian baru virus corona B.1.1.529 atau varian Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan Botswana.
Baca juga: Satgas Covid-19: Indonesia Perlu Belajar dari 7 Negara untuk Antisipasi Varian Omicron