Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kapal Selam KRI Cakra-401 yang Baru Selesai Jalani "Overhaul"

Kompas.com - 29/11/2021, 10:06 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil overhaul atau perbaikan secara total yang dijalani kapal selam KRI Cakra-401 di PT PAL Indonesia (Persero) dianggap memuaskan.

Kesuksesan overhaul KRI Cakra-401 ditandai dengan selesainya tahap commodore inspection di Perairan Panarukan, Situbondo, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

Dalam tahap pengujian itu, KRI Cakra-401 telah mampu mencapai kecepatan maksimal, baik di atas permukaan maupun di bawah permukaan air. Bahkan, kapal selam ini sudah mampu menyelam mencapai kedalaman di atas 200 meter.

Selain itu, KRI Cakra-401 juga telah menjalani pengujian terpisah pada seluruh sistem pipa dan katup-katup pokok kapal dengan tekanan 32-50 bar.

Sebagai informasi, 1 bar setara dengan tekanan air sedalam 10 meter. Sehingga disimpulkan sistem tersebut mampu menerima tekanan sampai lebih dari 300 meter.

Selama proses overhaul, ada banyak penyempurnaan pada sistem elektrik, mekanik serta navigasi.

Baca juga: KRI Cakra-401 Selesai Overhaul, TNI AL Tunggu Kemenhan untuk Serah Terima

Selain itu, dilakukan pula penyempurnaan pada sistem sensor, sistem integrasi, sistem kendali penembakan torpedo dan upaya untuk mencapai performa maksimal.

Dengan selesainya overhaul ini, TNI AL kini tinggal menunggu serah terima KRI Cakra-401 dari Kementerian Pertahanan.

"Nanti di Kemhan, itu kan proyeknya Kemhan, nanti akan di-delivery, selesai dilaksanakan overhaul akan diserahkan kepada Angkatan Laut," ujar Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono usai menutup Kompetisi Olahraga Perairan KSAL Cup 2021 di Pantai Festival Ancol, Jakarta Utara, Minggu (28/11/2021) sore.

Punya 8 tabung torpedo

Dikutip dari Kompas.id, KRI Cakra-401 merupakan kapal selam yang telah dioperasikan sejak 40 tahun lalu.

KRI Cakra-401 merupakan buatan Howaldtwerke-Deutsche Werft (HDW) di Kiel, Jerman.

KRI Cakra-401 sendiri merupakan 'saudara kembar' dari KRI Nanggala-401 yang tenggelam di Perairan Utara Bali, Bali, pada April 2021.

Bergabungnya KRI Cakra-401 dalam jajaran alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AL saat itu untuk menggantikan KRI Tjakra yang didatangkan pada 12 September 1959 dari Uni Soviet (Rusia).

Baca juga: Kapal Selam KRI Cakra-401 Selesai Jalani Overhaul, KSAL: Hasilnya Bagus

KRI Cakra-401 tercatat pernah menunjukkan kemampuan serangnya saat menghancurkan KRI Karang Galang dalam latihan gabungan TNI di perairan Indonesia Timur pada 2008 silam.

Adapun KRI Cakra-401 terbagi menjadi beberapa ruang.

Antara lain, ruang mesin, ruang baterai, pusat informasi dan tempur, ruang istirahat, serta ruang torpedo berisi 8 tabung torpedo dan 6 torpedo cadangan.

KRI Cakra-401 memiliki panjang sekitar 60 meter dan lebar 6 meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com