Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singgung Profesionalisme di PLN dan Pertamina, Jokowi: Saya Kadang-kadang Ingin Marah..

Kompas.com - 20/11/2021, 16:30 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluapkan uneg-unegnya di hadapan para direksi dan komisaris Pertamina dan PLN saat memberi pengarahan di Istana Negara.

Jokowi mengingatkan soal profesionalisme.

Awalnya ia menyinggung soal banyaknya investasi yang ingin masuk ke dua perusahaan plat merah tersebut. Namun, ia menemukan birokrasi yang terlalu rumit.

"Saya ini orang lapangan ya. Saya kadang-kadang ingin marah untuk sesuatu yang saya tahu tapi kok sulit banget dilakukan, sesuatu yang gampang tapi kok sulit dilakukan, kok sulit? Nggak jalan-jalan," ujar Jokowi sebagaimana dipantau dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (20/11/2021).

"Posisi-posisi ini yang harus terus diperbaiki dengan profesionalisme yang bapak ibu miliki," sambungnya.

Baca juga: Jokowi: Yang Ingin Investasi ke PLN dan Pertamina Banyak dan Antre tapi Ruwet di Birokrasi

Oleh karenanya, Jokowi meminta agar Pertamina dan PLN harus menjaga tata kelola dari setiap penugasan yang ada.

Jokowi pun meminta agar kedua perusahaan itu tidak bersembunyi di balik penugasan.

"Jangan, sekali lagi jangan numpangi, jangan bersembunyi atas nama penugasan sehingga tata kelolanya tidak efisien, procurement-nya tidak benar, ini yang harus dihindari dengan namanya penugasan itu," jelas Jokowi.

Kepala negara mengingatkan, setiap penugasan harus dihitung konsekuensinya oleh Pertamina dan PLN.

Misalnya, bagi PLN untuk besaran tarif seperti apa. Lalu bagi Pertamina terutama untuk premium dan LPG seperti apa harganya harus disampaikan secara transparan.

"Blak-blakan dengan angka-angka, dengan kalkulasi, dengan hitungan. Tapi yang logis. Karena penugasan terus wah mikirnya tidak dicek, enggak dikontrol," lanjutnya.

Baca juga: Jokowi ke PLN dan Pertamina: Kalau Ada Persoalan yang Ada Politisnya Sampaikan ke Saya

"Itu nanti kalau mau ke sekuritisasi akan ketahuan harganya kemahalan, harganya sulit untuk disekuritisasi. Karena apa? Ya itu mentang-mentang ada penugasan terus numpang. Harus kita hindari. Kalau kebangetan ya akan saya lakukan tindakan," tegas Jokowi.

Lebih lanjut Jokowi menjelaskan, keputusan investasi boleh dilakukan oleh perusahaan. Namun, pemerintah juga memiliki strategi besar untuk negara.

Sehingga, menurutnya, penting antara profesionalisme dan kepentingan negara dapat berjalan beriringan.

"Kelemahan BUMN itu, kalau sudah ada penugasan itu menjadi tidak profesional. Titik lemahnya ada di situ sehingga profesionalismenya menjadi hilang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com