JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menilai, gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia sangat mungkin terjadi, karena pelonggaran-pelonggaran terhadap aktivitas masyarakat dilakukan dengan kurang berhati-hati.
"Menurut saya potensi gelombang ketiga di Indonesia itu sangat besar, satu karena pembatasan sosialnya (pelonggaran) terlalu terburu-buru, jadi artinya hati-hati ada, tapi kurang berhati-hati," kata Tri dalam diskusi secara virtual melalui kanal YouTube FMB9ID_IKP, Rabu (17/11/2021).
Tri mengatakan, saat ini, banyak masyarakat yang mengabaikan penerapan protokol kesehatan seiring dengan melandainya kasus Covid-19.
Selain itu, ia menilai, kegiatan surveilans belum sepenuhnya mengungkap jumlah kasus Covid-19 di Indonesia.
"Surveilans kita kurang bisa menangkap kasus yang sesungguhnya, jadi kasus yang sesungguhnya mungkin misalnya di laporan 270, tapi sebenarnya lebih dari itu," ujarnya.
Lebih lanjut, Tri mengatakan, libur Natal dan Tahun Baru perlu diwaspadai karena rawan menimbulkan kerumunan masyarakat.
Baca juga: RI Kembali Terima 1,2 Juta Dosis Vaksin Covid-19 AstraZeneca dari Australia
Menurutnya, jika kerumunan masyarakat saat libur Natal dan Tahun Baru tak bisa dihindari, akan terjadi lonjakan kasus Covid-19.
"Jadi kemungkinan bulan Januari akan timbul gelombang ketiga, tetapi jangan takut, gelombang ketiga itu tidak akan lebih dari jumlah kasus harian gelombang pertama dan gelombang kedua kalau imunisasi mencapai 50 persen," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.