Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Didesak Usut Otak Pelaku Teror Keluarga Veronica Koman

Kompas.com - 10/11/2021, 14:31 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) mendesak aparat kepolisian menggelar investigasi secara independen guna mencari terduga pelaku teror kediaman kedua orang tua aktivis hak asasi manusia (HAM) Veronica Koman.

"Pihak berwenang harus melakukan investigasi yang independen, menyeluruh, dan transparan," ujar Ketua Bidang Advokasi YLBHI Muhammad Isnur kepada Kompas.com, Rabu (10/11/2021).

Selain itu, pihaknya juga mendesak pemerintah dan kepolisian untuk mengusut aktor intelektual di balik teror kepada orang tua Veronica. Polri, kata Isnur, juga harus memastikan keselamatan keluarga Veronica.

Baca juga: Teror kepada Keluarga Veronica Koman, dari Ledakan hingga Bangkai Ayam

Ia menyatakan, pengusutan ini penting dilakukan bukan hanya untuk melindungi pembela HAM, tapi mencegah keberulangan.

"Hal ini penting bukan hanya guna melindungi pembela demokrasi, keadilan sosial, dan hak asasi manusia, mencegah potensi keberulangannya, tetapi juga memperbaiki demokrasi, termasuk mengubah wajah politik hukum dan HAM Indonesia," tegas dia.

Di samping itu, Isnur menilai, kejadian yang dialami orangtua Veronica adalah serangan yang tidak bisa diterima di dalam sebuah negara demokrasi.

Menurutnya, peristiwa tersebut merupakan teror yang ingin menciptakan ketakutan dan trauma bagi Veronica dan orangtuanya, termasuk upaya pembungkaman bagi mereka yang menyuarakan isu-isu demokrasi, keadilan sosial, dan HAM di Papua.

"Veronica sendiri mengalami serangan kriminalisasi, teror, dan kekerasan siber berupa doxing hingga trolling dan pesan pribadi yang merendahkan martabatnya sebagai perempuan," kata dia.

Diberitakan, kediaman orangtua Veronica mendapat serangan teror di wilayah Jakarta Barat, Minggu (7/11/2021).

Teror tersebut berupa paket yang dilempar dan kemudian meledak.

Selain itu, kerabat Veronica yang juga aktivis Papua turut mendapat teror berupa paket bangkai ayam. Dalam dua aksi teror itu, terselip secarik kertas berisikan ancaman terhadap Veronica.

Baca juga: Grab Indonesia Bantah Terduga Pelaku Ledakan Rumah Orangtua Veronica Koman adalah Mitranya

Polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Mereka belum menyimpulkan motif pasti dari aksi teror ini. 

Namun, sosok Veronica selama ini memang dikenal sebagai sosok aktivis yang vokal terhadap isu-isu Papua.

Dia pun kini menjadi tersangka kasus makar atas sikapnya membela masyarakat Papua. Sosoknya menjadi buruan polisi. Saat ini, Veronica berada di luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com