Jika diminta memilih siapa yang pas memimpin IKN, tentu dengan pilihan yang ada antara Ahok atau Anas, saya akhirnya akan memilih Abdullah Azwar Anas mengingat secara komunikasi birokrasi sudah teruji.
Tipikal Ahok yang meledak-ledak dalam menyampaikan sesuatu sangat rawan memunculkan kontroversi baru.
Ahok masih dibutuhkan di Pertamina dengan gebrakan dan monitoring ketatnya. Transformasi di jajaran Pertamina harus terus dikawal oleh Ahok.
Penjabat gubernur IKN dituntut mempersiapkan segala agar alih dan olah birokrasi berjalan lancar tanpa gesekan-gesekan di lapangan.
Penjabat Gubernur IKN harus terus memelihara komunikasi dengan daerah-daerah yang menjadi penyangga IKN seperti Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.
Daya dukung daerah-daerah disekitar IKN jelas membutuhkan komunikasi birokrasi yang dibangun dengan intens oleh penjabat gubernur IKN.
Perpindahan ibukota adalah legacy pemerintahan dua periode Jokowi yang harus dikawal dan diterjemahkan dengan tepat oleh penjabat gubernur IKN.
Memilih penjabat gubernur IKN – sekali lagi – bukan karena faktor like and dislike. Sejarah baru memang harus dipersiapkan dengan baik di IKN.
Jokowi akan tercatat dalam sejarah karena berani memindahkan ibukota dari Jakarta. Dari semua presiden, hanya Jokowi yang bisa mewujudkan mimpi Soekarno untuk memindahkan ibukota. Soekarno hanya mencanangkan tetapi Jokowi bisa mewujudkan.
Dengan pertimbangan daya dukung dan proyeksi ke depan, Jakarta memang tidak layak lagi dipertahankan sebagai ibu kota negara.
Ibu kota harus dipindahkan. Ada banyak keuntungannya. Akses pembangunan akan jadi lebih merata di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan akan terdorong ke luar Jawa.
Reorientasi pembangunan yang selama ini Jawa sentris akan menjadi Indonesia sentris sehingga mengurangi beban Pulau Jawa dan Jabodetabek.
Nantinya IKN menjadi wujud transformasi pemerintahan yang modern namun tetap berwawasan lingkungan.
Sekali lagi, Presiden Jokowi punya hak untuk memilih siapa yang akan menjadi penjabat gubernur IKN.
Siapapun yang dipilih Jokowi pasti didasarkan dengan beragam pertimbangan. Entah Bambang Brodjonegoro, Ahok, Abdullah Azwar Anas, atau Tumiyana.
Siapapun yang terpilih, mereka adalah putra terbaik yang memiliki segudang prestasi dan pengalaman.
Selamat bekerja untuk penjabat gubernur Ibu Kota Negara!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.